Kamis, 11 November 2010

Lamno; the lost city


Jumat, 01 Oktober 2010 pukul 11:00 p.m, gw tiba di kota banda aceh tercinta, setelah menempuh perjalanan selama 5 jam yang melelahkan dari Lhokseumawe,

Malam itu sungguh beruntung gw dijemput oleh teman karib, affif namanya. Karena untuk mendapat restu dan persetujuannya, tak jarang beliau harus tega merepetin gw terlebih dahulu, tapi yaaa…memang karena makhluk ini pada dasarnya mempunyai hati selembut sutra dan sebening salju, dia selalu luluh atas permintaan manja gw untuk dijemput, hehehe…

Satu lagi teman, meski dijemput tidak serta merta dia mengabulkannya tanpa syarat!!kali ini pemuda berjenggot ala ahmad dani ini minta ditraktirin sate jawa-bumbu sate padang!!hmmm,,salah satu keanehan dia dari seribu keanehan lain yang dimilikinya!baiklah…tidak masalah bathinku.
Setelah keliling kota, mencari tempat yang representative untuk penebusan syarat itu…akhirnya kami berjodoh dengan jualan sate di sp. Galon, Darussalam. 

Tempat ini memang sudah sering kami jamahi dulu, sejak jaman kuliahan masih pake jeans belel robek2 gak jelas dan masa-masa masih kere, jadi cari makannya yang gak jauh-jauh dan masih sanggup disinggahi dengan Taft pribadi…alias tafak, hehehe

Setelah pesan 2 porsi pada sang penjual yang ternyata masih si ibu-ibu beberapa tahun silam, kami duduk manis di kursi paling belakang, kuberitahukan padamu teman2, fasilitas rex sp. Galon ini sungguh sudah berbeda dari jaman gw muda-muda dulu…(*berasa udah tua nih boii!!!) sekarang di tiap ruko’a dipasang tv LCD yang ukurannya segedek gambreng, gak kurang dari 42 inch kurasa, dan satu lagi fasilitas yang memiliki daya tarik yang kuat untuk para mahasiswa yang mendapat uang saku dari emak-ayahnya yang pas-pasan yaitu jaringan wi-fi, alias internetan gratis!!sungguh luar biasa kan peradaban sekarang ini??
Cerita ini bermula pada saat ketika kami sedang asyik-masyuknya makan sate akulturasi dua suku tadi (padang vs jawa), tiba-tiba lewat seseorang disampingku, pria ini masih berbaju batik di tengah malam begini, memang sangat menyita perhatianku saat itu, karena sebenarnya gw juga masih berbatik ria malam itu meskipun dilapisi oleh jaket orange – NIKE milik gw!

Masih memandangi dari belakang, siapa sih anak muda norak yang pake batik malam2, soq nasionalis bgd…huh!!koq semakin gw pandangi, perasaannya sosok ini gak asing…dan tebak-tebak buah manggis, semoga dia memang makhluk yang gw kenal…

Dia, berdiri pas selisih satu meja didepan gw sebelah kiri, tetapi posture’a masih membelakangi gw!jreng...jreng...jreng…jreng…ketika wajah manusia ini memalingkan ke kanan-ke kiri, (*ini tabiat manusia yang baru menyesuaikan diri suka celingak-celinguk kiri-kanan kan??)
Tanpa ada komando saraf motorik dan sensorik dari otak kiri, mulut gw pun langsung berinisiatif liar dan berteriak,,,
iwaaaaannnn!!!”
Perjumpaan ini merupakan pertemuan kami setelah terpisahkan tidak kurang dari 3 tahun lamanya, kami benar-benar terpisah satu sama lain tanpa komunikasi apapun, walaupun pak iwan ini kadang berdomisili di banda aceh juga, namun karena kesibukannya yang super-high frequency  sehingga menyebabkan sahabatnya yang tampan dan baik budi ini tega dilupakannya, hiks…

oOo

Moment perjumpaan ini membuat gw flashback pada memory gw dan iwan 4 tahun silam yaitu tahun 2006 lalu, ketika kami mengabdi pada siswa-siswi di SMU 1 Lamno, Kabupaten Aceh Jaya. 

Begini ceritanya,…(*bah, baru mulai cerita rupanya…dari tadi apaan donk!!)

Demi untuk menaikkan tingkat kelulusan Ujian Nasional (UN) siswa-siswi daerah Aceh Jaya, World Vision, salah satu NGO yang concern pada masalah pendidikan di masa-masa pasca Tsunami tahun 2004, membuat kesepakatan kerja sama dengan salah satu lembaga bimbingan belajar yang ada di Banda Aceh, terpilihlah Sony Sugema Collage (SSC) sebagai mitra kerja sama itu, terindikasi memang sang owner SSC ini ada hubungan perkoncoan dengan deputi WV yang menangani masalah education ini. Tapi ya sudahlah…jangan sampai klen bawa kasus ini nanti ke kantor KPK, sudah banyak masalah mereka, cuyy…!!!

For your information, peserta UN dinyatakan lulus jika memenuhi standar kelulusan memiliki nilai rata-rata minimal 5,00 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan tidak ada nilai dibawah 4,25.
Dan nilai ini naik 0,25 dari nilai tahun sebelumnya, yang masih bisa melanjutkan studi kalau ada nilai 4,00.
Sungguh pertarungan yang maha dahsyat bagi para siswa-siswi pada umumnya yang ingin melanjutkan studinya ke jenjang perguruan tinggi, bagai antara hidup dan mati memang!!

Jika gagal…maka putuslah cita-citanya itu, dan harus mengulang lagi tahun depan, itupun kalau masih kuat menahan rasa malu tak terperikan oleh cemoohan para tetangga yang mungkin sama-sama bodoh!tidak lulus UN bagaikan menjadi aib bagi dirinya dan keluarga, di tipi-tipi nasional pun banyak dilaporkan berita siswa-siswi yang rela bunuh diri karena tidak lulus UN tadi. Sepertinya UN ini lah sang malaikat maut bagi hidupnya!

Mata pelajaran yang diujiankan pada UN ini sejatinya adalah:

-          Program studi IPA : Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika
-          Program studi IPS : Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Ekonomi

Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, kebetulan SSC mengontrak tentor lepas yang mengajar di bimbingan belajar Primagama, 2 orang wanita, sesungguhnya gw tidak mengenal jauh siapa dan darimana mereka, karena perjumpaan kami hanya tok di Lamno saja, tak ada interfensi lainnya. Pelajaran matematika dibesut oleh Pak Abdullah Manaf, lulusan Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, dan satu-satunya team yang sudah melepas masa lajangnya pada wanita pilihannya sendiri, hehe. Satu hal yang pengin gw sampaikan padamu kawan, istri pak manaf ini top markotop dalam hal-ikhwal memasak…apalagi sambal kuininya…ajiiiibbbbbb, gw pastikan akan menambah selera makan dan kalian akan tak tau malu senantiasa menambah lagi dan lagi suguhannya…

Kemudian, mata pelajaran Ekonomi dikuasai oleh pak Iwan Prala, mahasiswa S1 Ilmu Ekonomi dan Pembangunan, angkatan 2003 Unsyiah. Mempunyai segudang aktivitas selain kuliah dan bekerja di dua kantor dalam waktu bersamaan, yaitu menjabat sebagai salah satu staff manajemen di Bimbel SSC dan sebagai penyiar kawakan yang bersuara khas di radio Antero, beralamat di Ulee Kareng simpang 7. 

Sangking giatnya bapak ini bekerja, sampai-sampai beliau hamper disepak dari institusi pendidikan itu, ckckck… Iwan berperawakan kecil dan memiliki sepasang mata kucing yang sipit, sangat unik dan menawan.
Dan yang menghajar dan mengeksekusi siswa-siswa itu mata pelajaran bahasa Inggris, tak lain dan tidak bukan dan pastinya dialah Johan Bastian, baru meraih gelar S1-nya di fakultas Teknik Kimia Unsyiah, namun masih gencar berjuang mencari pekerjaan yang layak dan bisa membuat langsung kaya dan menghantarkannya jalan-jalan keliling dunia…hahaha. Selebihnya mengenai profile’a, kalian baca saja ya di facebook gw ya, wekk!! (*add : johanbaw@yahoo.co.id)

Jadi, tawaran mengajar di wilayah terasing itupun gw terima hitung2 untuk menambah pengalaman dan memperpanjang job experience di CV-ku kelak!
Jarak dari Banda Aceh - Lamno sekitar 60 kilometer melewati pantai lintas barat. Amboiii…indah nian panorama yang terhampar disepanjang perjalanan ini, pandangan anda akan dimanjakan oleh garis pantai yang menemani sepanjang jalan, deburan ombak yang mengalun membuat kita terlena dan bisa tertidur pulas. Lebih syahdu lagi kalau sudah sampai puncak geurutee, hamparan samudera membentang luas terpampang dari sini. 


kalau naik kenderaan memakan waktu lebih-kurang 2 jam, karena medannya sangat terjal dan tajam di tiap2 tikungannya, sehingga seorang grand master driver L300 pun harus mengendarai tunggangannya dengan kecepatan dibawah rata-rata, dan kalian jangan lancang mengharap banyak bus pelangi, kurnia atau PM. TOH akan lalu-lalang di medan pertempuran ini, kalau gak mau terjun bebas ke jurang puncak Geurutee ini. tragis sekali bukan??




Saat pertama kali ku pijakkan kaki ini di tanah lamno, kesan jauh dari peradaban sangat terasa dan kental, penduduknya sangat bersahaja dan jauh dari kemewahan, secara spontan melunakkan urat-urat saraf yang memang sedang ngejelimet, gara-gara masalah yang tidak akan pernah terpecahkan itu, tempat ini yang sempat merelex-kan ku dari pikiran-pikiran yang menyeleweng!!apalagi saat itu gw diapit oleh orang2 yang agamis, yang taat pada ajarannya!

Hmmm,,,karena kami dikontrak oleh salah satu NGO dunia yang tersohor, World Vision International (WVI) maka segela fasilitas telah diakomodir oleh pihak pertama yang mengontrak kami, rumah penginapan pun sudah disediakan, kalau boleh dibilang rumah ini memang yang cukup layak dibandingkan rumah2 se-tetangganya, meskipun tempat penginapan kami ini dindingnya belum di plester sempurna, tapi bangunanya berlantai dua, model2 ruko gitu desing-nya, mungkin karena lahanya yg sempit jadi dibuat lebar keatas, rumah ini akulturasi permanent dan semi permanent, karena pada lantai dua, full made in wood material. Gw merasa bener-benar diperkampungan yang damai, gw dan iwan pun memilih kamar diatas meskipun ada 2 kamar kosong dibawah…karena setelah gw liat2 pun di lantai-1 auranya sangat gelap, gak bagus kalau dilihat dari feng-shui pikirku! *entah iya pun???!!

Lantai satu ini terdiri dari 3 sekat; 2 kamar tidur, as I mentioned before, pada bagian depan berbanjar dengan 1 ruang tamu yang panjang, sekat kedua yaitu ruang dapur + meja makannya yang raksasa, dan sekat ketiga sumur tempat nyuci + kamar mandi, ehh, toilet doank ding!karena kalau kita mau buang hajat, maka dengan sekuat tenaga loe-loe pade harus nimba air terlebih dahulu…hahaha, selamat ya!!!gimana kalau udah kebelet bangetttt??nah lo!!
Trus, pak manaf dan 2 gadis itu tinggal dimana dooonk??
Berhubung pak manaf sudah berkeluarga dan mempunyai dua orang anak yang sedang lucu-lucunya, maka mereka memutuskan untuk menyewa rumah special untuk keluarga kecil nan bahagia ini, sedangkan for the ladies, berhubung kami para perjaka yang masih labil dan gokil…maka mereka pun diungsikan kepemodokan lainnya yang insyallah kesuciannya akan lebih terjaga disana. Hehehe,,

Sudahlah kami tinggal hanya berdua dirumah besar ini dengan makhluk2 gantengyangan lainnya, hihihii…walaupun rumahnya jauh dari kesan mewah, namun gw merasa nyaman dan tentram tinggal disini, jauh dari hingar-bingar dan hiruk-pikuk kota, rumah kami jauh dari jalan raya dan kebisingan kenderaan, masih dikelilingi oleh pohon-pohon besar yang membuat rumah tampak sejuk dan juga gelap, rumah-rumah tetangga kami saja masih banyak yang berarsitek rumah panggung yang jauh lebih kuno dari tempat tinggal kami, tapi benaran…gw merasa damai disini :’(
Siang itu juga kami diajak oleh pak manaf untuk melaksanakan sholat dzuhur berjamaah, tidak bisa dikatakan mesjid, tidak juga dikatakan surau, karena sejatinya menurut gw lebih mirip bangunan kelas yang dirubah fungsi menjadi tempat sholat, tampak sepi siang itu! Otomatis kami sholat berjamaah hanya bertiga saja, kami yang azan, kami yang imam, kami yang jadi jamaahnya,  begitu juga seterusnya pada jadwal2 sholat siang, kami menjadi jamaah tetap yang solid…tempat ibadah ini tampak lebih bervariasi jamaahnya yaitu pada sholat maghrib, isya dan shubuh (*Alhamdulillah).

Ada sih mesjid yang berukuran besar layaknya mesjid sejatinya, namun jaraknya lumayan jauh dari peradaban kami, bukannya lebih baik memakmurkan tempat sholat yang berada dekat dengan rumah kita??mesjid-mesjid besar itupun ada sih kami datangi sekali-kali, yaitu pada saat sholat Jumatan, atau dikala hati ini ingin sekali mendapat suasana baru…hehhe
Pengalaman baru gw juga pada hari pertama di Lamno yaitu mengenderai motor trail, yang biasa dibawa ke lapangan oleh field officer ‘a orang-orang WVI. Gara-garanya yaitu udah siang bolong kami ber-6 belum pada makan, dan gak tau dimana letak-letak strategis rumah makan yang menarik dan menawan, eh salah…yang enak dan lezat maksud ane!ditambah medan perang lamno ini kan belum kami ketahui seutuhnya, jadi piker punya piker lebih baik pinjem kenderaan aja sama sang vendor tadi daripada nyasar dan kelaparan di jalan.

Pulang sholat dzuhur segera kami membuat permohonan dengan muka memelas dan patut dikasihani pada orang2 NGO ini, ternyata alat transportasi yang ada hanya mobil double cabin 4WD dan motor-motor trail, yaudah pilihan kami jatuh kepada motor trail yang super janggo itu, hahaha, sejujurnya gw belum pernah naik motor gedek dan berkopling, tapi demi segenggam beras dan sebongkah emas, eh salah lagi (*lebay neh, wek) demi sebungkus nasi kami maju terus pantang mundur…jadi sepanjang jalan pun acap kali motor kami hidup-mati-hidup-mati, dan berpeluh keringat menahan sengatan matahari di siang bolong serta menahan malu dari mata-mata masyarakat yang iba, sinis dan skeptis terhadap kami. But, Damn that was awesome man!!!begitu juga waktu mencari makan malam, setidaknya kali ini sudah mulai terarah kemana tujuan beli nasinya dan sudah agak menguasai system kopling pada motor trail yang janggo bin macho itu!heheh…

oOo

Oia temen, satu lagi yang ingin gw sampaikan pada kalian…sebelum semuanya lupa dan terlewatkan begitu saja, this is talk about our neighbor !ada yang istimewa dari tetangga kami terutama rumah sebelah kanan, bukan seorang bunga desa yang lagi mekar-mekarnya yang malu-malu kucing mendapatkan tetangga baru perjaka tin-ting!melainkan seorang nenek tua renta buruk rupa dan rada sakit jiwa, astaghfirullah…mohon maaf ya nek!nenek yang kalau lagi kumat suka dipasung di atap rumah tapi kalau lagi adem ayem dan ayu-ayunya dibiarkan merajalela berkeliaran kerumah2 tetangga sekitarnya, dan gag mungkinlah nenek itu akan kelalayapan jauh kemana2, karena sudah renta dan berjalan jauh saja rada susah, wajahnya yang sudah keriput, dilengkapi dengan daging-daging kutil yang menjuntai, dan rambut yang berserakan tak diberi sampoo ditambah aksesoris nasi-nasi yang lengket dirambutnya itu. Sehingga menjadi nasib kamilah untuk ditandanginya saban hari beliau dilepas. The first impression kami pada nenek ini yaitu, ketika… *ciee…cem cerita sahur sepuh saje*
Saat itu gw dan iwan sedang asyik masyuk duduk diteras depan, sedang bergunjing ria masalah social-politik-ekonomi negeri ini yang carut-marut *padahal gag ingat lagi nih cerita apa tempo itu… :p

Saking seriusnya pembahasan itu, kami sampai tidak perdulikan alam sekitar, burung-burung berkicau, kambing-kambing mengembek, semut-semut merunut sampai nenek yang disebutkan diatas tadi mendekat, dan berdiri Tepattttt….disamping kami!!!otomatis kami yang sedang mengobrol penuh konsentrasi dan emosi tinggi serta berjiwa muda itu, sontak kageeeeeeTTTT sekaget-Kagetnya umat!!

….iwan mengucap asma Allah tak henti-henti, dan gw terloncat dari posisi duduk semula dipagar tembok teras rumah menjadi berdiri sejadi-jadinya. Astaghfirullah, sungguh tak mungkin! ini masih siang hari terang-benderang, pasti bukan makhluk halus yang nyasar mau ikut diskusi kami…
Fuiiiiiihhhhhhh,,,setelah ditatapi dan diperhatikan dengan seksama ternyata kami masih satu species juga,,,haaaaahhhhh!!!!tapi nenek itu tetap diam dalam kebisuannya melihat ekspresi kami yang beraneka ragam tadi,,,hehehe, jadi malu sendiri.
Hari-hari berikutnya nenek itu masih sering bertandang ketempat kami pada waktu dan tempat yang sama, sehingga kadang-kadang kami enggan untuk nangkring ditembok yang melingkari teras rumah kami…hikss, maaf ya nek!, anda kurang beruntung.  Kala menjelang magrib, nenek ini acap kali mengerung entah karena kesakitan atau ritual magrib ataupun sekedar hanya mencari sensasi aja,,,hehee sekali lagi maaf ya nek!!!dari jendela lantai dua rumah kami ini berhadapan langsung dengan jendela balai2 rumah tetanga sebelah, darisinilah gw melihat nenek itu, kalau sudah malam kakinya dipasung.

oOo

SMUN 1 LAMNO
Hari pertama kami masuk sekolah, yaitu bertepatan pada saat siswa-siswi sedang keluar jam istirahat setelah berkutat sama mata pelajaran yang pasti membosankan menurut mereka, kami bagai makhluk asing dimata siswa-siswi itu ketika memasuki gerbang SMU 1 Lamno ini, semua mata tertuju kepada kami seolah-olah kami telah melakukan dosa besar tak terampuni!!huh…
 Misi pertama kami yaitu menjumpai guru masing-masing mata studi yang di UN-kan untuk minta izin ikut membantu adik-adik dalam membahas soal-soal ujian UN atau Ebtanas pada tahun-tahun yang sudah lewat. Setidanya soal2 yang pernah keluar dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Alhamdulillah kami direstui oleh guru-guru itu, karena memang pada dasarnya guru2 disana, (*maaf!) jarang masuk!
Jadi dengan kehadiran kami, mereka pun akan dengan bebas berkeliaran berbuat sekehendak udelnya keluar-masuk sekolah pada jam kegiatan belajar-mengajar berlangsung, sungguh perilaku yang tak patut ditiru, namun begitulah keadaanya yang terjadi, tidak hanya pada sekolah di pelosok gunung ini, namun fenomena ini pun sering terjadi pada sekolah-sekolah di ibukota propinsi, bahkan di kantor-kantor dinas yang notabene bertugas melayani rakyat.

Kami disambut dengan hangat dan riuh-rendah oleh siswa-siswi SMU Lamno ini, tak sedikit siswi-siswi yang tersipu-sipu malu mendapat salam hangat dari para tentor dari SSC ini, bahkan ada yang sampai tergila-gila sampai akhir kami berada di Lamno ini. intinya mereka sangat welcome dengan keberadaan kami, bahkan mereka lebih mencintai kami daripada guru pamong-nya sendiri…huhhuhuu…jadi terharu gw.
Sejatinya jam ngajar kami yaitu dimulai pada jam 14:00 wib, setelah proses belajar-mengajar formalnya selesai, dan mereka pulang sebentar untuk makan siang dan jumpa emaknya…dan balik lagi ke sekolah less tambahan,,,untuk yang beralamat tinggal jauh dari sekolah, nasib merekalah untuk tidak pulang berjumpa sama mamaknya siang itu…karena jarak tempuh dan waktu yang tidak memungkinkan. Maka, keberuntungan berada pada pihak kami, karena kami lah yang menjadi pilihan mereka (*huh, perasaan…padahal itu mereka lakukan demi pendidikan dan masa depan mereka).

Hmmm, kesan pertama gw mengajar siswa-siswi ini sih,,,hikss…pedih dan pedas, ehh miris ding!!!bisa dikatakan 80% dari mereka mengikuti masa sekolah ini, ku pikir hanyalah ritual sehari-hari saja, kebiasaan turun-temurun, agar tidak dimarahi oleh emak-bapaknya kalau hanya tidur-tiduran dirumah saja. Bahkan banyak dari mereka yang suka bolos, atau cabut dari sekolah padahal kakinya sudah menginjakkan pintu gerbang sekolah. Kalaupun ada yang bertahan, itu dipengaruhi oleh sang pacar yang masih malu-malu kucing untuk berkeliaran di pasar pada jam sekolah. Maka sang pejantan penuh kasmaran inilah yang rela berkorban demi jiwa dan raganya, untuk tetap duduk manis di bangku kelas, meskipun semua mata pelajaran yang diikuti hanya angin lalu saja di indera penglihatan dan pendengarannya. Yang dia perhatikan hanya wanita pujaannya seorang, yang lain dapat diabaikan.

 Jadi, alhasil pengetahuan mereka tentang mata pelajaran sangatlah minim, buat gw pribadi sendiri yang mengasuh mata pelajaran bahasa Inggris merasakan kewalahan untuk memulai mengajari mereka, tak tau apa yang harus diajarkan, waktu yang diberikan seintesif mungkin sepertinya tidak akan cukup untuk mengajari mereka dari nol, karena banyak dari mereka yang tidak tau sama sekali tentang bahasa Inggris masih blank about this,
Pernah dikesempatan pertama gw ngajar, sudah berbicara ‘panjang x lebar’ mereka masih memberikan tatapan hampa dan kosong, waktu gw beri contoh soal,mereka pun malah ambil posisi mengheningkan cipta…

Waktu gw ini jawabannya apa???gag tau…gw tanya artinya apa kalimat ini…mereka pun diam-diam membisu, ternyata… 

Untuk sekedar kata “sun”, “sea”, “beach” aja mereka banyak yang awam tehadap kata2 itu…jauh berbeda sama anak2 di ibukota yang sudah bisa ikut cerdas-cermat bahasa inggris dan debat dalam bahasa Inggris.  
yahh…mungkin pelajaran bahasa Indonesia aja mereka gag ngerti apa itu kalimat majemuk bertingkat, pribahasa, synonym, bagaimana gw mau mengajari bahasa yang jauh dari keberadaan diri mereka sehari-hari, padahal penampilan mereka banyak yang layaknya orang asing atau bule-bule yang datang ke sabang, bermata hijau atau biru. Sehingga pada kesempatan gw balik ke Banda Aceh gw sempatkan diri pergi ke toko buku Effendi Book Store yang terletak di jl. Mohammad Jam, untuk mencari buku2 pelajaran bahasa Inggris. Akhirnya gw mendapatkan buku  karangan Betty Scrampter, berjudul “Understanding & Using English Grammer”  dan “Fundamentals of English Grammer”  yang sangat banyak membantu gw mencari inspirasi bahan ajar gw untuk adek2 SMU yang tercinta ini, karena kalau gw hanya berpedoman pada diktat atau modul dari SSC masih terlalu diluar coverage area bagi mereka. Namun gw tidak bisa men-judge semua anak-anak di Lamno bertaraf sedemikan, masih ada 20% lagi yang berpotensial dan luar biasa cerdas.

Berbagai metode ajar pun gw kerahkan agar ilmu yang gw sampaikan mudah masuk dan diterima mereka, dan ternyata mereka lebih antusias kalau belajar itu dilakukan dengan metodologi Games, waahhh,,,itu kelas pasti hebohnya luar biasa, udah habis pun jam pelajaran mereka rela minta ditambah…ckckck, ini mau belajar atau mau main2 doank buuuk!!!
Setelah selama 6 hari mereka dijejali oleh ilmu-ilmu baru dan cara-cara jitu menjawab soal dengan  praktis dan cepat, maka tiap minggunya mereka wajib hukumnya untuk diuji coba kehandalannya dan daya serap serta daya tangkapnya. Agar nantinya kelak, kita bisa mengarahkan mereka ke jalur mana sebaiknya melanjutkan studi yang lebih tingginya (*ceileee, lulus juga belum koq udah ngomong jurusan di perguruan tinggi)

Maka tiap hari minggu pagi, mereka diwajibkan untuk ikut yang namanya “TRY OUT”…sempat ada dilemma yang kami rasakan waktu pelaksanaan TRY OUT ini, pada saat soal-soal test-nya tidak cukup maka kami kelimpungan mencari tempat photocopy yang ada di daerah sini, asal tau aja kelen, Tempat photo copy di lamno ini the one and only loh…tiada saingannya, untung hari minggu itu toko photocopy tsb buka, namun nauzubillah…yang mau fotocopy pun berdempet-dempet. Kayaknya kalau qt buka usaha photocopy satu lagi bakalan laku berat nih!!dan kami pun memphoto copy bahan2 ujiannya harus extra hati-hati dan rahasia. Karena document yang kami pegang ini tertulis diamplopnya “CONFIDENTIAL”, maka bak detektif kenamaan swasta ala Sherlock Holmes kami menunaikan misi ini dengan sempurna, agar soal-soalnya tidak bocor ketangan yang tidak bertanggung jawab, dan menjual soal-soal itu dengan harga yang menggiurkan…hahahaha

oOo

Cerita Lain
Sebelum gw memutuskan untuk bergabung dalam misi mencerdaskan anak bangsa ini, gw juga sedang terlibat seleksi penerimaan karyawan Bank Rakyat Indonesia (BRI), ini kesempatan kedua gw dalam mencoba peruntunganku di badan usaha milik Negara ini untuk wilayah Aceh dan sekitarnya, dan kali ini gw sudah berhasil lolos dalam beberapa tahap, tahap administrasi lewat, test computer lewat, psikotes pun lewat, sekarang tinggal tunggu hasil interview yang tempo lalu dilaksanakan di lab bahasa RKU 3 Universitas Syiah Kuala. Jadwal pengumuman sudah jatuh tempo yaitu minggu pertama gw di Lamno, tapi gw masih mengemban amanat bangsa tadi di pelosok negeri yang terpisahkan jarak kurang lebih 2 jam, dan parahnya tidak ada signal handphone yang menyelimuti kawasan Lamno ini, dan satu-satunya alat komunikasi yang terjalin dengan kota-kota lain yaitu melalui telephone konvesional, yaitu Wartel. Ada 2 wartel yang tersohor disini, walaupun tempatnya apa adanya dibilang mau hidup keq udah mau mati dan dibilang udah mau mati, tapi tetap aja beroperasional, namun inilah primadona bagi para remaja-remaji tanggung yang lagi menginjak masa2 puber, yang lagi ganjen-ganjenya menggoda pasangannya melalui telephon umum ini, norak sangat kalau kita piker sih, tapi yakinlah…dulu nenek-nenek moyang kita juga acap kali melakukan itu, huuuh!!!
Perasaanku sudah tak enak dari tadi siang, sejak sebelum mengajar...hatiku gundah-gulana penasaran akan pengumuman itu, maka selesai jam mengajar pun segera gw mengajak iwan untuk lari ke pasar menuju wartel yang tiada tiganya itu, hehe...

Gilee cing…!!!ternyata wartel dipenuhi oleh anak2 muda yang pengen asyik-masyuk menggoda kekasih hatinya diseberang sana, antrian panjang pun tak terhindari…tau sendirilah kalian brur, kalau sedang pacaran kan dunia serasa milik berdua gitu deh…yang lain minjem, isss….belum lagi kata-kata rayuan maut dari si bujangan itu, satu bab buku pun gak khatam-khatam kurasa…benar-benar rayuan gombal (*macam lagunya judika)!!
Akhirnya giliran gw masuk ke bilik telephone 1 x 1 meter ini yang dikelilingi oleh tepas tripleks, dinding2nya peeeeenuhhh dengan kaligrafi no hp, no telepon dan no buntut, ckckck..., orang yang gw hubungi adalah “Andika”, teman sesama perjuangan yang ikutan test BRI juga, cuma pemuda soq manis ini lulusan dari Teknik Pertanian, Unsyiah. Dari beliaulah berita duka itu aku terima, gw TIDAK LULUS. Terjawab sudah perasan tak enak hari ini dewi fortuna belum mau menyunting aku. Sedangkan andika berhasil lolos ketahap selanjutnya. Berita terakhir dia lulus di BRI dan mendapat penempatan di Aceh Singkil, hahayyy..jauh nian lah itu anak muda!
Yang mengejutkan diriku pada saat itu, pak manaf yang agamis itu malah mengucapkan, 
Alhamdulillah…ketika gw menyampaikan berita tersebut, bahkan beliau memberi ceramah semalam suntuk tentang ribanya bunga bank, termasuk orang2 yang mensukseskan proses riba itu, ya otomatis karyawan2 bank itulah tim suksesnya!! Bahkan terkahir beliau menitipkan kitab FadhilahAamal yang sangat tebal agar ku baca-baca untuk menenangkan hatiku..hiks, cukup terharu sih!(*sampai sekarang buku’a masih ada koq sama gw, blm dialikkin!)
Tapi minggu kedua gw balik ke banda aceh, kembali gw disuruh secara setengah mempaksa oleh kakakku untuk ikut test BRI di medan, katanya test di medan ini “walk in interview” berdasarkan pengalaman suami tercintanya, Andi, berhasil lulus melalui jalur ini meskipun berijazah sarjana farmasi, dan sekarang mendapat posisi lumayan berkaliber di BRI, Jl Iskandar Muda Medan.

Maka tanpa mengurangi rasa hormat pada kakakku, gw mengamini permintaannya itu,  gw minta izin sama ketua team bimbingan belajar ini untuk cuti beberapa hari, setelah urusan selesai akan segera kembali. Dan kembali gw bertunangan dengan Bank BRI, Lagi!!! 
Maka pulang jam mengajar gw langsung jalan ke pasar dengan ditemani sahabat setiaku, iwan, mencari mobil angkutan umum ke banda aceh, untungnya gw langsung mendapat mobil yang ready to go, jadi gak mesti tunggu2 lama lagi di pool, pelukan hangat dan lambaian tangan mengiri perpisahanku dengan iwan, sampainya di banda aceh yang kami tempuh selama 2 jam tadi, gw langsung ke terminal bus menuju medan, fuiih, it’s really a long journey, isn’t it??
 
Medan-Banda Aceh, lazimnya membutuhkan waktu 10-12 jam perjalanan, jadi gw sampai pagi hari di kota medan, tempat kelahiranku loh, hohoho…itu juga yang menyebabkan gw setuju dengan paksaan kakakku tadi, jadi seperti medan magnet yang menarikku ke kutubnya, pikirku!
Totally, persiapan buat ujian memang belum ada, gw hanya membawa ijazah dan transkrip nilai doank…jangankan surat lamaran, kertas2nya saja gak ada..hiks, tapi kakakku lah yang paling berjasa dalam semua ini, dia yang mengusulkan maka dia pula yang bertanggung jawab menemani gw untuk mencapai tujuan mulia ini. mulai dari ke toko buku Gramedia, mencari kertas2 exclusive kemudian kakakku juga yang pontang-panting mencari informasi dan memberi wejangan cara membuat surat lamaran yang baik dan benar, karena menurutnya dari surat lamaran yang menarik saja sudah menjadi nilai plus pagi para interviewer  untuk mengetahui tentang kita lebih banyak, dan itu sudah dia buktikan!satu lagi, berhubung pada saat itu dirumah tidak ada printer, maka kami harus mencari rental computer di luar rumah, naik kereta kami pun pergi berdua, saat itu hujan sangat deras tapi tetap kami terobos demi cita-cita masa depan ini, meskipun kala itu kakakku sedang tidak sehat, hikss…

Besoknya pun beliau yang mengantarku sampai kedepan pintu gerbang BRI yang terletak di jalan putri hijau, gileeee cing…ternyata yang ngedaftar luar biasa…antriannya panjaaaanng bgd, itupun bukan satu line saja, lebih dari 10 line pun ada kuhitung berbaris berbanjar, sempat terpikir untuk mundur, namun kakakku menentang melalui sms’a…dia menunggu dengan takzim dibawah pohon sana. 

Akhirnya surat lamaranpun berhasil gw serahkan ke meja pendaftaran dan mendapat nomor ujian, dinomor itu diberitahukan untuk melihat jadwal ujian pada waktu yang telah ditentukan pada kertas kupon tadi, oke…kami pun kembali ke rumah, proses pendaftaran dan administrasi is complete.
Malamnya gw langsung tembak ke banda aceh, agar bisa mengajar kembali besok siang di lamno. Betul-betul perjuangan bukan???kalau dihitung2 bisa 15 jam gw diperjalanan…bisa tua dijalan nih!!

Minggu depan gw balik lagi ke medan dengan melewati route yang sama, 2 jam dari lamno ke banda aceh dan 12 jam dari banda aceh ke medan, untuk kunjungan gw yang kedua kali ini ternyata hanya sia-sia belaka, jauh2 gw pergi cuma hanya meilihat jadwal ujian untuk minggu depan doank, jadi minggu ini tok-tok Cuma lihat jadwal…yang hanya bisa diwakilin sama siapa saja, bahkan oleh pengamen jalanan yang suka berseliweran di lampu merah itu!

Segeralah gw balik lagi ke lamno desa yang nun jauh di mato sana…mending gw bertapa aja disana, karena asal tau aja kalian ya sob, per harinya gw dibayar Rp. 200.000,- untuk menghajar siswa-siswi disana.
Namun sobat, karena pengaruh dan masukan2 dari pak manaf yang sudah gw anggap pak ustadz sejati, beliau mendoktrin hal-hal yang membuat gw rela bercerai dengan cita-cita yang sempat terbersit sejak jaman kuliahan dulu, kerja diruangan exclusive, ber-ac, pake dasi, sepatu mengkilat…fuiihh, sungguh elegan kalau gw bekerja disitu.
Namun faham-faham mereka itu, telah mengubur mimpi2 gw seketika, gw memutuskan untuk tidak melanjutkan kompetisi untuk meraih salah satu kursi di Bank miliki Rakayat Indonesia itu. Gw lebih memilih mengabdi pada siswa-siswi Lamno yang juga tak kalah hebatnya mempunyai cita-cita untuk melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi negeri.

Tega!!!, itu yang cocok buatku kalau melihat perjuangan kakakku tercinta, yang telah rela berkorban jiwa dan raga agar gw lulus di Bankini, kala itu memang gw hanya terinterfensi oleh satu sisi saja, tidak ada option lain yang berani membuat pikiran gw lebih gamang!sehingga dengan serta-merta 100% gw tinggalkan seleksi itu!
Sobat, selain BRI yang sudah gw tinggalakan pertarungannya sebelum berjuang, disela-sela kegiatan mengajar di Lamno, gw juga sempat mengirim aplikasi kembali ke Garuda Indonesia, sebagai cabin crew for Hajj.

Gw mendapat kabar dari sesama Flight Attendent tahun 2005 bahwa sudah dibuka kembali kesempatan untuk menjadi crew terbang haji 2006. Suatu info yang menarik bagiku, banyak pengalaman yang gw dapat menjadi seorang pramugara haji. Letak posisi gw yang jauh dari Banda Aceh, sempat membuatku ragu untuk ikut kembali dalam terbang tahun itu, ditambah berkas-berkas gw tidak seutuhnya lengkap kubawa, tapi karena keinginan yang kuat, gw tetap mengirim aplikasi apa adanya ini, saat itu kalau tidak salah amplop berisi berkas2nya gw titipkan pada salah seorang tentor kami yang ingin balik ke banda aceh sore itu dan disampaikan pada teman gw sesama crew haji 2005, bernama Ida fitriani. Siip, otomatis gw sudah terdaftar menjadi cabin crew for hajj session 2, yihaaaaa!!!!

-oOo-


TRAKTIR2AN
Kebiasaan kami, terurtama gw dan iwan ialah, setiap pulang ngajar di SMU 1 Lamno ini, kalau emang lagi tidak kebelet sakit perut atau keperluan urgent, kami pasti keluyuran, hang out ke pasar tradisional lamno, disinilah pusat bisnis dan denyut jantung kota lamno, semua orang berjumpa disini saling berinteraksi, bersosialisasi dan bernegosiasi. Semua tingkat strata social tumpah ruah disini, apalagi kalau hari pekan tiba, sungguh ramai bagai pasar malam. Segala jenis barang dagangan dijual disini, mulai sayur mayor, celana dalam, racun tikus, sampai senjata caliber AK-47 versi mainan buat anak-anak tercinta. Bahkan orang gila dan anjing gila pun ada disini, pernah kami lari pontang-panting gara-gara ada anjing gila yang sedang emosi sendirian… Dan ada juga cerita orang gila yang sedang kumat-kumatnya di tengah pasar sambil pegang parang ditangannya, sehingga membuat kami musti sembunyi di Tempat Penjualan Ikan (TPI) yang alahmakjang…bau amis’a sangat kental dan menyengat!
Harga2 bahan pokok dan sandang serta papan disinipun setinggi2 langit diangkasa sana, yang sangat crucial  seperti air gallon aqua. Dulunya yang di banda aceh masih Rp. 12.000,-/gallon eh disini sudah sampai Rp. 30.000,-/ gallon. Sungguh diluar dugaan hati sanubariku kala itu, hiks...
Kami pun sebagai pendatang yang budiman tak mau menyiakan kesempatan emas ini, kami ikut-ikutan larut dalam euphoria pasar lamno ini. walaupun kami ke pasar ini hanya Cuma membeli roti kabin merk unibis, atau snack-snack yang remeh-temeh lainnya, ada kalanya kami duduk di warung kopi, sambil makan bakso atau mie goreng, sambil menanti sang mentari beringsut-ingsut menuju keperaduannya.
Kalau udah urusan makan-makan neh ada yang unik dikala kami makan berdua di rumah makan, restoran, atau dimanapun yaitu giliran bayar-membayar…kami selalu berlomab-lomba untuk saling membayar satu sama lain, kadang2 pake curi start segala lagi, huuuhhh…yang menang biasanya yang berhasil memberi argument yang paling valid dan meyakinkan…seperti, “ah...gw baru dapat insentif neh”, “gw baru dapat honor dari sini”, “ini  bari dapat gajian blaa…blaaa”, pokoknya ada 1000 alasan untuk meraih kemenangan yang sangat prestigious ini.  

Sungguh jarang gw jumpa sosok seperti pemuda ini yang tak senang hanya menjadi orang yang tangan dibawah saja, tapi terus berjuang untuk menjadi tangan yang diatas, benar-benar dermawan sejati!
Ya, kembali di pasar Lamno ini juga gw bertemu dengan teman kuliah ku bernama vyna fitriani, salah satu mahasiswi Teknik Kimia angkatan 2000 yang lulus dengan predikat cum laude. Dan beruntung mendapat pekerjaan di Organisasi Dunia, berkelas United Nation yang bernama World Food Programe (WFP)dan sampai sekarang wanita manis ini masih berada dalam naungan organisasi ini dan mendapat menempatan di daerah Mataram-Nusa Tenggara Barat.
Ya, seperti pernah saya sebutkan sebelumnya, baik organisasi non-government maupun government organization bahkan united nation semua berkecimpung dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh secara keseluruhan, sehingga Lamno yang juga terkena impact of Tsunami juga didatangi oleh bermacam2 NGO dan UN yang ingin membantu dan membangun Aceh kembali.

Vyna menginap di losmen yang masih berada diseputaran pasar tadi, tepatnya di depan pintu masuk arah pasar Lamno, maka yakinlah jika kalian hendak berhajat ke pasar Lamno, palingkanlah wajah jelek kalian itu kearah kanan sekejap, maka kalian akan melihat satu-satunya Losmen yang ada di negeri itu, sangat sederhana, jauh dari tempat penginapan yang kita idam-idamkan, hanya ada dia seorang, sehingga organisasi sekaliber WFP-pun mau tak mau musti menginap disitu juga, ironisnya losmen ini setengahnya sudah berubah wujud menjadi arang dan abu karena kebakaran, namun karena kedigdayaan’a dan monopoli’a tadi, losmen ini tetap menjadi incaran pendatang dan tamu-tamu asing.

Sungguh pertemuan yang dramatis, Lamno mendapat giliran untuk mati lampu, karena installasi pelistrikan di Lamno pun belum terecovery dengan sempurna akibat Tsunami attack. Jadi, kami hanya diterangi oleh cahaya lilin,krn perjumpaan kami pun hampir2 menjelang magrib jd lumayan golap lah, ternyata gw dan vyna pun tidak bisa bercengkrama lebih lama, karena pada saat itupun, vyna ada acara gathering bersama team-team WFP lainnya dan rintik2 rinai hujan pun mulai membasahi bumi, sungguh dramatis bukan???hahahaha…

-oOo-



MAULID NABI MUHAMMAD S.A.W

Satu lagi yang tak terlupakan dari desa ini yaitu pada saat ada acara Maulid Nabi Besar Muhammad SAW, sungguh diluar dari kebiasaan yang kulihat sejak gw kecil, suasana di desa ini sangat sacral sekali, bagaikan hajatan besar…setiap-setiap penduduk mempersiapkannya dengan suka-cita, mulai dari pagi hari, dari corong-corong mesjid sudah bergema shalawat-shalawat atas nabi yang disanjung-sajikan bertalun-talun diudara, setiap warga mambuat sajian yang lezat-lezat untuk dibawa ke mesjid dalam acara kenduri bersama. Sungguh meriah perhelatan ini, bahkan daerah yang dejejali oleh pesantren-pesantran tradisional ini, turun semua berbaur merayakannya, ada juga shalawat yang dipertandingkan, yang ini lebih seru lagi…melihat mereka melantunkannya bagaikan kesurupan, yang tampak seperti diluar kesadarannya, kepala mereka menggeleng-geleng berirama kompak, sungguh takjub ku melihatnnya.
Tak hanya itu, setelah sholat dzuhur, para hadirin dipersilahkan makan sejadi-jadinya yang sudah dipersiapkan diatas tikar-tikar yang dibentangkan dihamparan halaman mesjid.
Selain di mesjid tadi ternyata sudah menjadi kebiasaan warga setempat, mengundang saudara, sanak family dan tetangga dekat untuk bertandang makan dirumahnya, sungguh benar-benar tidak gw dapatkan di tempat asalku yang belakangan ini sudah beranjak ke kehidupan individualis. Sehingga sebagai warga pendatang yang baik, mendapatkan undangan seperti itu, kami pun enggan menolaknya, hahaha, untungnya yang mengundang kami itu tetangga dari jalur sebelah kiri, hehehe gag kebayang kalau kami makan di rumah tetangga sebelah kanan tadi, hahahaha….
Tetangga sebelah kiri ini, anaknya bersekolah di SMU lamno juga, yang otomatis anak-anak jajahan kami juga, anak yang sial itu bernama Taufik, hahaha *koq sial sih???abis sering kami repotin sih…dia anak yang baik dan ceria, berperawakan tegap dan tampan, bercita-cita ingin melanjutkan ke pendidikan AKMIL, makanya itu dia selalu menjaga badannya tetap atletis, hahaha…bocah ini sangat gemar berolah raga, semua jenis olah raga sepertinya sudah dienyamnya, dari pagi dini hari sampai tengah malam, dia selalu berolah raga ria, pernah sekali waktu taufik mengajak gw dan iwan untuk jogging di pagi hari menuju puncak bukit, dibukit ini ada tower yang menjulang tinggi, katanya dari bukit ini pula kita bisa memandangin Lamno seluruhnya dan seutuhnya, bahkan orang-orang yang mandi pagi pun tak luput jika kita berdiri dipuncak ini, *hahahaha, dasar anak badung!!

Tapi anak’a asyik, sampai sekarang tuh anak masih suka kirim sms sekedar basa-basi doank ke gw, dan pada event-event seperti Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha dia tak pernah absen mengirimkan permintaan maaf’a dari jauh.

Pernah juga gw dan iwan diajak siswa-siswi yang ceria itu, makan mie kepiting rebus di dekat jembatan yang menghubungkan lamno dengan ibukota Aceh Barat, Meulaboh. Namun, jembatan ini hancur luluh lantah tak berdaya akibat terjangan Gelombang Tsunami yang maha dahsyat. Sungguh kreatif siswa-siswi ini melayani guru-gurunya yang baik budi ini, hehehe…
 ini loh yang bernama iwan!hehehe...


Puncaknya kami diajak jalan-jalan sampai ke Air Terjun Lhoong, yang terkenal sangat indah itu. Dari lamno pasukan kami bergerak dengan menggunkan kuda besi yang saling berboncengan, saking care’a mereka sama kami,mereka meminjamkan 1 kereta untuk gw dan iwan, sungguh pejuang-pejuang yang luar biasa, pikirku!
Jarak, lamno ke air terjun ditempuh dalam waktu 1 jam, cukup lama juga untuk perjalanan dengan motorsikal, ditambah matahari yang sangat terik disiang itu, apalagi medan yang kami arungi itu sepanjang garis pantai…jd otomates menyengat banget kan??tapi, semua duka nestapa itu terbayarkan sudah ketika kami menginjakkan kaki di bebatuan yang mengitari air terjun Lhong itu, air’a yang segar mengalir dari pegunungan yang membentang, semakin ke atas kita naik,,,semakin kita rasakan kesegaran air yang bersumber dari mata airnya langsung. Sungguh, what a wonderful world!



-oOo-

PERPISAHAN

Di akhir keberadaan kami disana sungguh saat-saat yang menyedihkan dan mengharukan bagi kami dan siswa-siswi SMU Lamno ini, memang tidak ada acara ceremonial untuk melepas kepergian kami, karena kami tahu bahwasanya mereka pun lagi sibuk-sibuknya belajar dengan giat dan berpeluh keringat untuk menghadapi Ujian Nasional yang jadwal pelaksanaannya semakin akrab dan dekat.
Ada rasa ingin mendampingi para adik-adik tersebut untuk menghadapi masa penetuan mereka, setidaknya memberikan motivasi, inspirasi dan konsumsi (*ehh, yg akhir gag janji deh)
Tapi maksud hati yang mulia itu berkata lain, kami pun harus segera pulang dan meninggalkan mereka berjuang dan bertarung sendiri, merekalah yang menentukan nasibnya sendiri, bukan orang lain, bukan orang tuanya atau bukan guru-guru mereka. MERDEKA!!!!

Tapi, yang membuat gw terharu dari mereka…adek-adek itu tak lupa memberikan bingkisan kenang-kenangan buat kami-kami yang senantiasa mengajarin mereka tiap hari through day and night, hot and cold, terik dan hujan,,,hehe..walaupun hadiah sealakadarnya, tetapi itu merupakan bingkisan yang berharga bagi kami, karena niat dan ketulusan mereka yang tiada tanding dan tiada banding.

Tau gag, sampai sekarang pun siswa-siswi Lamno itu masih ada yang keep in touch sama gw, ada iwan…
Gw gak ngerti apa yang sudah gw kasih sama mereka, namun loyalitas mereka terhadap kami begitu besar, tak pernah luput sedikitpun asal Lebaran Idul Fitri atau Idul Adha, mereka mengirimkan sms mohon maaf lahir bathin kepada kami, siswa-siswi yang masih terus keep in touch itu bernama muzakkir, taufik, cut, irwanda, dan lain-lain…
I miss you all, guys!!!

Sekian

3 komentar: