Preamble; bibliography ini bukan hasil karya gw...tapi ini hasil dari coretan tangan sobat gw yang bernama 'Affif Herman', gk tau juga sih maksud dia menulis ini...apa karena dia emosi..karena disetiap cerita2 blog gw...kadang gw ada menyebutkan namanya, tapi cuma saiprit alias cuma figuran belaka, nah, jadi ceritanya semacam balas dendam gitu deh keq'a...hehehe
eniwei, thank you very much untuk karya kecil ini, meski ada beberapa penulisan yang dia nilai secara sepihak tanpa konfirmasi sebelumnya, tapi ya sudahlah...biarlah anak muda itu berkarya, hahhaa
here there are!
Wow, apakah ini adalah sebuah nama tokoh nasional? Bukan. Tokoh  kecamatan? Bukan. Tokoh lorong? Bukan juga. Ataukah nama seorang maling?  Bukan..bukan. Apakah nama seorang pemuda yang hobi membawa lari anak  gadis orang? Atau seorang artis yang nggak laku-laku kah? Nama bengkel?  Oh, bukan..bukan. Jadi? Apakah ia seekor tumbuhan??hehe iya, sejenis  lumut yang membuat gatal-gatal gitu mungkin… Bukan hai, bukan.
Johan Bastian ini sebenarnya merupakan sebuah nama salon, eh bukan,  maksudku ianya adalah nama seorang pemuda. Ia dulunya merupakan  salahsatu seniorku di teknik, cuma ia berasal dari suku jurusan teknik  kimia, sedangkan aku dari jurusan yang paling keren dan paling  mantrraap, yang tak lain tak bukan adalah jurusan Teknik Sipil!! (hehe).
Johan Bastian ini laki-laki kurus semampai, trendi, modis, sedikit  hedon dan pragmatis. Suka beli buku tapi gak dibaca dan terpaksa aku  yang harus mewakilinya untuk membaca buku-bukunya,.*hehe hore. Dia  penggemar Sherina dan Agnes Monica, meskipun jelas-jelas Sherina dan  Agnes nggak peduli sama dia sedikitpun, cinta yang bertepuk sebelah kaki  gitu-lah. Qur’an sakunya sering –sengaja- tertinggal di mushalla  sehingga ntar kalo udah dirumah ada alasan kalo nggak ngaji  lagi…parah-parah. Tapi tajwidnya bagus lho, mungkin karena dulu pernah  ikut Tahsin dan Tahfidz gitu di mushalla KID di depan Fakultas MIPA.  Dari mulutnya sendiri sih kudengar katanya dia ngaku anak yang cerdas,  rajin dan ganteng…tapi kalo menurutku hm,..hm,..gimana yah,..aaarrgghh  bingung apakah aku harus berkata jujur atau berkata fakta?,..*hahaha  sori bang Jo.
Beliau yang mentel dan penggemar fanatik apapun  yang berwarna merah (dari baju, jam, topi, tas, kaos kaki, dasi, celana,  jaket, dll) ini sekarang sedang sok-sok kuliah S2 di Pasca sarjana  Unsyiah, kalo gak salah ngambil jurusan Manajemen. Katanya biar ntar  karirnya di Perusahaan BUMN PIM Aceh bisa mulus, licin mengkilat, hingga  bisa tergelincir menjadi manejer PIM suatu saat nanti…*Aamiin7x.  Sip-sip, mantrraap, maju teros Jo!.
Aku berkenalan dengan Johan  Bastian di mushalla Sektor Timur (sektim) Komplek Perumahan dosen  Universitas Syiah Kuala.  Waktu itu aku masih nge-kost di sektim,  sedangkan beliau memang makhluk penghuni asli sektim karena bapak dan  ibundanya merupakan dosen di Fakultas Teknik dan Mipa. Gara-gara  Ayahanda dan Ibundanya menikah maka Allah -melalui mereka berdua-  memberikan mereka rejeki dengan menghadirkan bayi bernama Johan B.  Bastian yang sekarang sedang berniat dan berusaha mencari muslimah yang  bersyarat harus punya mobil Jazz ini. Syarat yang aneh.
Johan  Bastian ini sering kupanggil dengan panggilan “bang Jo” atau “Jo” atau “  lu” atau “qe” atau “antum” atau “ko” atau “bro” atau “sis”, tergantung  suasana hati. Beliau ini termasuk salah seorang yang membuat aku sangat  rajin merepet ke beliau, dari hal-hal yang super nggak penting sampai ke  hal-hal yang gak penting-penting kali…hehe.
Dulu bujang ini juga  pernah ngaji atau aktif di halaqahnya PKS di Banda Aceh, tapi sekarang  nggak lagi. Yah, katanya di Lhokseumawe nggak ada kawan untuk pergi  halaqah…*hahaha alasan yang aneh untuk seorang yang telah ikut sebuah  gerakan da’wah. Oh iya, Johan Bastian jika melawak sering terasa  “garing” dan malah mendekati hambar, sehingga aku sering bingung apakah  harus ketawa garing -sebagai penghormatan- mendengar ceritanya atau  harus ketawain Johan Bastian-nya.
Aku tak akan bercerita panjang  lebar sejauh apa sudah kami berteman, karena terlalu panjang ntar.  Tentunya proses yang kami jalani itu naik-turun, dari hal-hal yang  membuatku marah/ jengkel/ emosi, sampe hal-hal yang juga baik-baik. Dari  I’tikaf akhir Ramadhan di mesjid kampus cuma berdua, memprovokasi  beliau untuk putusin pacarnya sehingga aku dibenci oleh para gadis-gadis  belia di lettingnya, sampe manjat-manjat kampus teknik kayak maling  -karena terkurung- untuk bisa shalat shubuh berjamaah…hehe.
Terlepas  dari itu semua, yang ingin kuberitahukan adalah menurutku Johan Bastian  adalah salah seorang manusia yang pantas untuk dijadikan teman. Johan  bastian ini sejatinya orang yang baik dan baik, ia itu memiliki “baik”  diatas rata-rata. Ia orang yang tak memiliki kepentingan apapun dalam  pertemanan, selain menikmati “rasa” pertemanan itu saja. Meski  kadang-kadang suka ngomel dan nyesal-nyesal sendiri namun ia tipe lelaki  yang berhati lapang dan mudah menerima yang baik-baik.
Jika  mengacu pada perkataan Umar bin Khatthab ra, maka aku telah berurusan  dengan Johan Bastian ini dalam urusan uang, telah melalui perjalanan  dengannya dan telah menginap beberapa hari bersama beliau. Sehingga  Johan bastian ini juga termasuk salah seorang yang membuatku iri dalam  hal “terlalu baik”nya dia, apalagi selama ini ia mampu berhadapan  denganku yang keras kepala, sok tau, banyak ngomong, menjengkelkan,  nggak mau kalah, sering nggak mau tau, pembual dan egois….  *Prokk,..prokk,.salut..salut,.terimakasih77x untuk kesabarannya bg  jo…=))
Aku memang termasuk yang barangkali tidak cocok dan kurang  bersepakat dengan pilihan dan gaya hidup Johan Bastian, namun  kupikir-pikir itu adalah pilihan sadarnya untuk hidupnya yang harus aku  hormati dan hargai selama tidak bertabrakan dengan prinsip-prinsip agama  yang kutau. Ah bukankah ini pula kenikmatan pertemanan itu, yang tidak  seharusnya selalu sama dan seragam. Sebagai teman dan sodara se-iman  yang keras kepala barangkali aku cuma bisa mengingatkan dan mendoakan  beliau semampu diri saja. Semoga Allah memberkahi setiap gerak langkah  hidupnya…Jakallahu Khairan.
“Ya  Rabb kami, janganlah Engkau condongkan hati kami pada kesesatan setelah  Engkau berikan petunjuk kepada kami dan karuniakanlah kepada kami  rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Mahapemberi (karunia).” (Ali Imran: 8)
Kajhu, 30 Desember 2010.
Affif  Herman bin Herman Hanif bin Hanifuddin Ali bin Teuku Muhammad Ali bin  Teuku Muhammad Din bin Teuku Lon bin Teuku Lampou-u bin Teuku Bentara  Balee bin Teuku Bentara Sumbrang.
original post from http://lelaki-boemi.blogspot.com/2010/12/johan-b-bastian-st.html

keren.. keren.. keren..
BalasHapusternyata pengemar berat sherina dan agnes monica bg jo ne.. hehehe
keren jo keren kern krnn n
BalasHapuskita suke maka kita ada disini
kom kom kom hzzz