Starring:
Johan B Bastian
Rachmat Mustaqim
Ari P Rambe
Ruslan
Dikeputusasaan yang tak berujung itu gw kembali mengambil keputusan ketempat asal muasal kami diturunkan dari taxi tadi, yaitu ke Jalan Cameron road, karena sudah pasti ada 1 kamar meskipun mahal harganya,
5 months ago…
Booking date : Tuesday, 30 November 2010
Yeah, pada 5 bulan yang lalu itu kami medapat info tiket promosi dari AirAsia yang konon katanya baru membuka line baru yaitu dari Medan (MES) langsung menuju Hong Kong (HKG) tanpa transit2an segala di LCCT-Malaysia. Gile aja, kami hanya membayar 285.000 IDR/orang PP dari medan ke Hong Kong, suatu godaan yang tidak boleh disia-siakan.
Segeralah kami hunting tiket melalui internet dengan destination yang telah disebutkan diatas tadi, setelah mereka-reka tanggal yang cocok dengan jadwal penerbangan yang disediakan oleh pihak AirAsia, maka berjodohlah kami dengan tanggal 17 April 2011 hari Minggu, yang bertepatan dengan hari Ulang Tahun gw…hahaha, sengaja sich nge-set tanggal segitu, biar bisa ngerayain ultah gw diluar negeri sekali-kali…
Langsung saja gw booking untuk 4 orang, yaitu gw sendiri Johan Bastian (paling suka semua yang berwarna merah dan itu parah sekali, kemudian hi-quality jomblo juga nih!*promosi mode ON) R. Mustaqim (my office mate, temen kuliah di Magister juga, mengaku paling benci hal-hal yang terburu-buru dan paling gag suka menenteng barang2 tetek-bengek yang bisa merusak konsentrasi beliau, hehehe), Ari P Rambe (konsultan di Blangpidie, juaranya foto-foto di setiap travel dan paling gemar ngumpulin merchandise yang bermerk Hard Rock dan Starbucks, hufft!!), Ruslan (pernah satu less bhs. Inggris di IEC waktu jaman SMU dulu, pembawaannya tenang dan gak akan ikutan latah kalau temen2nya sibuk Shopping, mantabb).
Maka selama penantian dari bulan November ke bulan April, biarlah kami bekerja dengan tenang dulu :)
On April
Antara berani dan gag berani, gw harus mengajukan cuti lagi pada bulan April, karena asal tau aja…pada bulan maret kemaren gw baru aja cuti 10 hari berjalan-jalan domestic ke Makassar dan Toraja, berangkat tanggal 6 Maret 2011 dan masuk kantor lagi tanggal 18 Maret 2011, itu sudah ditambah extend cuti gara2 temporary paralyses yang menyerang dari paha ke telapak kaki, dan sekarang 1 bulan kemudian, tepat pada tanggal 17 April 2011 gw udah mau minta cuti lagi…hmmm, emang gag ada harga diri sih kalau dipikir-pikir, hehehe, tapi mau gimana donk…hobby ini tak bisa dibendung, hahaha…sebenarnya gw sih udah siap kalau atasan gw di kantor me-reject pengajuan cuti gw, tapi dukungan dari kawan2 yang memaksa gw harus ikut pun tak mampu gw tolak, apalagi gw akan merayakan ulang tahun ke-17 gw ini di Luar negeri…hufft, bener2 harus berdoa extra agar cuti gw di-approve, yihaaa!!! (maksudnya 12 tahun yang lalu umur gw 17 tahun, wkwkwk)
Maka pada sore hari menjelang jam kerja usai gw beranikan diri untuk menghadap, waktu ini gw ambil karena biasanya kalau udah mau pulang itu biasanya kan udah agak santai dan relaks, maka pada saat pertama gw menyampaikan maksud gw tersebut pada atasan, boss gw langsung shock dan heran (hehehe, salah donk prediksi gw)…dan setalah proses tanya-jawab dan interogasi, akhirnya beliau menggantung jawaban yang sudah gw nanti-nanti selama 5 bulan yang lalu itu, hufft…dengan langkah lunglai dan gontai gw pun kembali ke meja kerja gw yang memang sudah gak ada kerjaan lagi pada sore itu.
Keesokan pagi harinya, Rabu 13 April 2011, gw sempat curhat sama teman sekantor yang bernama Fakhrul yang kebetulan pada pagi yang berbahagia itu sedang bertandang ke meja kantor gw karena males melaukan senam SKJ atau Aerobik Ceria (berarti kami lagi sama-sama malas donk!!), bagaikan mendapat tiupan angin segar dari syurga, atasan gw menghampiri kemeja gw demi menanyakan tanggal keberangkatan gw, dan dia memerintahkan agar segera membuat surat cuti biar beliau paraf, hehhee, dengan soq jual mahal pun gw bilang, “ok pak, nanti saja koq, hari jumat saya buat”
Cihuyyyy, setidaknya lampu hijau sudah menyala…hehehe
Semakin mendekati hari keberangkatan, semakin berlimpah pula tugas yang diberikan atasan kepada gw, sehingga waktu untuk mencari2 informasi mengenai Hong Kong, Macau dan Shenzen juga menjadi terbatas dan tidak konsentrasi, bahkan informasi yang diberikan teman sesepuh perjalanan gw si Roy Jekson juga belum tamat gw baca,
Tapi gw mencoba membeli buku2 yang berkaitan dengan perjalanan ke Negara ini seperti diantaranya;
1. 1. Jalan jalan Singapura, Hong Kong, Macau pengarang; Indriya R. Dani
2. 2. Budget Traveling Hong Kong pengarang; Budi Sulis
3. 3. Rp 2 Juta Keliling Macau, Hong Kong, Shenzen pengarang; Claudia Kaunang
April 17th 2011
It’s time to go, our estimate time departure (ETD) yaitu 14.30 dari Bandara Polonia. Sebelum berangkat ke airport sempat terjadi kekacauan, gimana enggak…refi yang menjanjikan akan mengantarkan kami ke airport, tiba-tiba mengatakan “TIDAK BISA” dikarenakan mobil yang satu-satunya dimiliki keluarganya akan dipake belanja ke Pajak Petisah, alternative lain pun tidak mendukung, adek2 gw yg udah beberapa tahun belakangan memang tinggal di medan pun gak bisa diandalkan, yang satu masih tertidur lelap yang impossible banget bisa dibangunin, *secara gempa bumi pada tgl 26 Desember 2004 tempo dulu aja yang maha dahsyat itu dia masih istiqomah tidur di peraduannya konon lagi cuma minta antar ke airport, ya itulah adek gw yang bernama Yose…sedangkan si evan dipastikan tidak ada dikamarnya pada minggu pagi itu, tau lah anak muda…kalau udah malam minggu kan suka melalak ntah kemana sampe pagi…jadi harapan dan tumpuan hanya tercurahkan pada Muhammad Refi, jadi dengan segala permohonan dan pengibaan gw lakukan agar refi sudi mengantarkan kami ke airport, dan usaha gw berhasil!!! Yess!!!
Dan diseberang sana pun takim sudah gundah-gulana juga ternyata, melebihi apa yang gw rasakan…karena dia sudah menanti 1 jam lebih dari janji seiya-sekata yang kami buat pagi hari sebelum berpisah sehabis sarapan pagi di soto SINAR PAGI, Medan. Terlebih lagi anak muda satu ini belum mempunyai tas backpacker untuk membawa oleh2 dari Negara tujuan kami kelak, maka kesabaran itupun terkoyak sudah, dia rela jalan menyelusuri komplek demi untuk berbalik menjemput kami (*hahh??), dan memang benar saja, waktu kami memasuki komplek Tata Citra itu kami temukan dia sudah melangkah pasti disekitaran perumahan itu.
Tanpa buang waktu lagi, kita sempat-sempatin mampir ke Gramedia menuju gerai EIGER, untuk mencari-cari tas backpacker, tidak perlu membutuhkan waktu yang lama untuk memilih tas disitu, bukannya takut telat check-in, tapi memang gak banyak pilihan yang tersedia disitu, maka kelebihan waktu itu gw sempatkan lagi mencari buku2 yang gw sebutkan diatas tadi.
Mendekati jam 12 tenggg!!!, kami bergegas menuju ke Polonia, emang masih terlalu cepat sih kalau qt melihat ETD-nya jam 14.30, tapi lebih baik kecepatan daripada terlambat kan??lagian waktu menunggu’a bisa kami manfaatkan untuk makan siang dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya masing-masing serta tukar-menukar uang di money changer.
Sesampainya di airport refi langsung pulang, dia pun tidak sempat melambaikan tangan pada detik-detik pesawat kami akan tinggal landas, karena apa?ya karena tadi, mobilnya mau dipake belanja ke Petisah, hehehe.
Ternyata 2 pasukan lagi, Arie dan Ruslan belum merapat ke Polonia, maka kami menunggunya di check-in area…heran dengan budaya masyarakat Indonesia, dimana system percaloan sangat erat dan akrab di bumi kita, begitu kaki kami hendak melangkah ke ruang tunggu itu, segerombolan tukang calo imigrasi sibuk menyerbu kami demi menawarkan jasa check-in dan immigration. Hufft, gag tau mereka kalau gw udah capek bolak-balik naik pesawat dan keluar negeri *agak songong dikit neh,brur!!!
Namun berhubung gw ini orangnya baik hati dan dermawan, maka peluang mereka untuk meraih rezeki dari “pertolongan yang tidak seberapa” itu saya kabulkan, dan mereka dengan riang gembira segera bekerja layaknya calo professional. *takjub*
Oia, seperti yang gw sebutkan diatas bahwa gw dan takim yang sampai duluan di airport, maka ketika arie dan ruslan tiba di bandara Polonia, kejadiannya sama persis dengan yang kami alami tadi, dan mereka pun menyerah pada rayuan calo-calo yang sungguh sangat professional dalam merayu tadi. Namun, kali ini mereka mendapat tukang calo yang berbeda, padahal sejatinya mereka sudah include 1 tiket check-in sama punya kami tadi, maka sedikit kesalahpahaman terjadi dan tak dapat dihindari antara tukang calo kami dan tukang calo arie cs, namun gw gag mau ambil pusing, lagian siapa juga yang suruh rebut-rebutan begitu, dan kami juga udah bayar jasa calonya, jadi kalau mereka sampai berantam, ya urusan merekalah itu, hahaha… *kejam*
Urusan check-in selesai, maka kami bisa santai sejenak sampai menunggu waktu keberangkatan (Departure Time), satu yang aneh bin ajaib terjadi yaitu gw lupa sama sekali dengan nomor PIN ATM gw, dan itu terjadi dari kemarin sore (Saturday/ 16 April 2011) sampai detik ini dikala gw harus keluar negeri dan membutuhkan banyak uang untuk transportasi, akomodasi dan yang pasti shopping-shopping. Tapi bagaimana mungkin, membaca saja aku sulit (ehh, koq jadi ingat iklan penyuluhan masyrakat 10 tahun silam). Udah capek semalaman bertapa untuk mengingat2 nomor PIN itu, tapi masih blank saja… sempat terlintas di benak gw, apa gw sempat di hipnotis orang ataw di brain washing yang lagi marak2nya di tanah air Indonesia ini, namun berhubung gw rajin sholat pellet itu tidak berjalan sempurna (*hehehe, ngayal.com), jadi jalan pintasnya yaitu gw minta subsidi dana dari ibunda tercinta di banda aceh, dengan menelepon beliau dan meminta mengirimkan sejumlah uang ke rekening mandiri, karena untuk PIN atm ini ada gw simpan dengan rapi di cellular phone gw! *upss,,ketawuan donk :p
Urusan perut dan financial sudah tercover, dan waktupun sudah mulai merapat dengan jadwal boarding time, maka kami segera melangkahkan kaki menuju waiting room terminal Gate. Namun sebelumnya passport kami harus di”stempel” terlebih dahulu sebagai bukti kita adalah pelancong yang legal. Agak sebel juga sih waktu berhadapan dengan petugas immigration ini, lagaknya soq paten kali, pake nanya2 uang yang gw bawa berapa…huhh, sepele bener dia, pake istilah bawa uang “tunjuk berapa”, ihhh, manalehketehek…untung ada temen gw si takim yang gak mau kalah soq patennya, hahhaa…dengan gaya soq borjuis dia bilang aja sekenanya, “US$ 500,-“ belum termasuk di tabungan loh!!! Akhirnya passport kami pun di “CAP” juga…
Kesialan belum berakhir begitu saja, dia masih enggan bersatu bersama jiwa raga gw. Maka tibalah di X-ray pintu masuk ke waiting room gate keberangkatan Luar Negeri, *hmmm..keq’a Cuma 1 gate lah yang menuju ke Luar Negeri di Bandara Polonia ini, parah :(
Lagi-lagi bermasalah, sensor detector X-ray ini mendeteksi ada 2 botol cairan yang melebihi kapasitas allowable milliliter yang diboleh naik ke kabin, padahal 2 botol itu adalah hand body lotion dan shower gel body shop gw dengan fragrance "Aqua Lily" yang baru aja gw beli di BodyShop Sun plaza. Tapi yang gw keluarin Cuma 1 botol saja koq…hehhe *tetep aja rugi, Bodoh!!*
Tidak berselang waktu lama kami duduk2 di waiting room, tibalah waktunya bagi kami untuk naik ke pesawat AirAsia No penerbangan QZ 7430, tujuan Hong Kong segera boarding.
Good bye Medan, Good bye Indonesia tanah airku tanah tumpah darahku… *halahh,,lebay!
in flight,
selama penerbangan yang menghabiskan waktu lebih kurang 3 jam, gw sempat2kan untuk membuat agenda selama kami di Hong Kong, Macau dan Shenzen (*kalau sempat), gw bela-belain buatnya di lembaran2 kertas tissue agar perjalanan kami disana kelak akan terarah dan tercapai semua keinginan dan imipian :).
schedule gw buat seapik dan sempurna mungkin disesuaikan dengan waktu kami yang cuma 3 hari dan gw juga mencontoh dari bukunya si Indriya R. Dani yang berjudul "Jalan-jalan Singapura, Hong Kong, Macau", pokoknya sudah reasonable deh!
liat aja buktinya, wekkkz,,
in flight,
selama penerbangan yang menghabiskan waktu lebih kurang 3 jam, gw sempat2kan untuk membuat agenda selama kami di Hong Kong, Macau dan Shenzen (*kalau sempat), gw bela-belain buatnya di lembaran2 kertas tissue agar perjalanan kami disana kelak akan terarah dan tercapai semua keinginan dan imipian :).
schedule gw buat seapik dan sempurna mungkin disesuaikan dengan waktu kami yang cuma 3 hari dan gw juga mencontoh dari bukunya si Indriya R. Dani yang berjudul "Jalan-jalan Singapura, Hong Kong, Macau", pokoknya sudah reasonable deh!
liat aja buktinya, wekkkz,,
keren kan gw??!!hahaha..
Hong Kong International Airport,
Yeeeeeyyyy!!!!Pesawat landing dengan sukses sekitar pukul 19.35 di Hong Kong International Airport, waktu disini 1 jam lebih cepat daripada di tanah air. Sungguh sangat berbeda penampilan bandara ini jika dibandingkan dengan bandara2 yang pernah saya kunjungi sebelumnya, setelah turun dari pesawat kita masuk ke gedung dan jalan sepanjang jalan kenangan sama seperti di Soetta dan LCCT, namun ujung dari perjalanan ini tidak akan kita temukan conveyor bagasi atau bilik immigration langsung, tapi anda akan dipaksa untuk naik train. Sempat khawatir dan heran-heran sambil menyanyikan lagunya si Armada Band yang bertajuk “mau dibawa kemana”, apa kami udah sah masuk Negara Hong Kong tanpa cap imigrasi, tapi saat itu kami hanya mengalir saja bagaikan air yang mengikuti arus orang-orang yang berarak.
Akhirnya titik terang itu Nampak sudah, setelah pusing2 naik escalator yang panjang-panjang kami temukan juga bilik imigrasi tersebut, dan sah lah kami menjadi pendatang yang legal. Tidak lah susah mendapat cap memasuki negara ini, karena negara ini notabenenya negara wisata yang mebuka keran sebesar-besarnya buat turis untuk datang ke negaranya, *mantabbbs!!
Tapi, expedisi ini tidak hanya sampai disitu, kita masih terbengong-bengong dengan arah dan tujuan selanjutnya, mana sebagian besar tulisannya berbetuk huruf kanji, untungnya dibawah tulisan kanji itu ada juga bahasa Aceh, ehh…bahasa Inggris ding!!
Setelah tanya sana tanya sini, dari airport itu sendiri ada trem langsung yang akan membawa anda-anda ke daerah-daerah tempat tujuan. Namanya Airport Express Fast and Reliable. Airport express ini jalan setiap 12 menit, ready to whisk you between the airport and Hongkong station hanya dalam 24 menit.
ini kartu yang dipake untuk naik Airport Express, |
kondisi di dalam Airport Express, hmmm,,,nyaman sekali bukan??? |
Namun kami memilih turun di Kowloon Station, ongkos dari airport ke Kowloon station ini HK$ 24,- karena atas rekomendasi teman yang bernama Azwita Healthy, mending cari penginapannya di daerah Kowloon, tepatnya di area Tsim Sha Tsui, karena berdasarkan akses transport, tempat makanan, tempat belanja dan atraksi yang ditawarkan lebih banyak dibandingkan di daerah Causeway bay, central atau Lantau Island.
Sesampainya di Kowloon station, *masih di terminal-terminal aja nih ceritanya*, kita tujuannya mencari EXIT DOOR donk!jadi cara pintasnya, lihat aja putunjuk “exit” dilangit2/ plafond terminal itu, gak susah sih mencari tanda exit door itu, soalnya dimana2 ada petunjuk itu, masih dengan mind set Indonesia, yang namanya pintu exit ya pasti keluar dari gedung dan jumpa jalan raya deh…horeeee, tapi gw salah…exit door yang gw pilih koq mengarah ke antrian orang-orang yang menunggu taxi, heran tapi tetap saja kami laksanakan, hahaha.
Sampailah pada giliran kami yang akan naik taxi yang sebenarnya diluar expected kami, seketika kami masuk, dia Tanya mau kemana, gw bilang aja nama hostel yang direkomendasikan wita tadi, namanya “New Hongkong Hostel”, eh si pak supirnya gag tau, dia balik Tanya “address”-nya, beughh..buk wita lupa mengasih alamat jelasnya dimana, Cuma Kowloon doank…jadilah si supir menjadi murka dan menggerutu gak jelas, expresi mukanya udah gag bersahabat gt dehh…segeralah gw cari penginapan alternative dengan membuka kitab2 yang gw beli di gramedia medan tadi pagi, setelah menimbang dan memperhatikan harga yang murah maka kami memutuskan untuk ke “Star Guest House”, di Cameron Road, Tsim Sha Tsui, harga kamar berkisar HK$ 300-500, namun setelah melihat dari pintu luarnya saja, kawan2 sudah pada jiper, gag berani masuk…sehingga kita men-divert cari penginapan lain, masih di jalan yang sama “Cameron Road” kami menemukan “Lee Garden Guest House” nomor 34-36, namun kamar yang tersedia Cuma 1 dan kami harus tambah extra bed dengan harga yang lebih mahal, maka gw tolak penawaran itu dengan serta merta, hufft!nolaknya melalui interphone sich, wkwkwk.
Perjalanan pun kami lanjutkan, malam pun makin ke tengah, maksudnya tengah malam gitu…dan kami belum makan, maka dengan bijaksana dan tanggung jawab, kami mencari sesuap nasi terlebih dahulu di seputaran Cameron road ini, keberuntungan ada di pihak kami, masih di jalan ini juga kami menemukan gerai Kentucky Fried Chicken (KFC), makanan sejuta umat…hehehe, alhamdulillan, nasinya lumayan menggugah selera, beda banget sama KFC di M***ysia.
Sudah berlama-lama kita disitu, bahkan sempat jumpa orang Indonesia juga, cuma gag ada yang berani tanya sama mereka dimana penginapan yang murah-meriah, hufft…*parah!!!%$*”@+%x
Ujung2nya gw lagi yang nanya sama pelayan KFC yg lagi nangkring di pintu masuk bersama ceweknya, sihiyyy, widiiiih…tau sendirilah klw orang china ngomong gimana, konsekuansinya, penyampaian tidak berlangsung dengan sempurna, meskipun dia sudah mencoret2 buku gw seperti berikut, namun hanya menambah gw pening aja, bleh!!
Masaan dia suruh cari nama penginapan seperti huruf kanji yang diberikannya, udah macam mencari jarum di
dalam jerami doonk!!
Akhirnya kamipun sepakat berjalan kaki saja terlebih dahulu sembari melihat-lihat outlet2 menggiurkan disepanjang jalan, yang memancing kita untuk segera berbelanja ria, melihat-lihat camera tercanggih dan iphone 4 seri terbaru, jadi pencarian penginapan pun agak sedikit terhambat, sampai suatu saat yang benar2 sudah tengah malam kami masih belum menemukan tempat dimana kami berteduh ditambah hujan rintik-rintik yang menemani derap langkah kami, *sungguh dramatis.
Sampai kami berdiri disuatu persimpangan yang tak tau lagi kemana kaki ini akan melangkah, tidak ada orang tempat bertanya, karena mereka sibuk dengan diri masing2, mereka berjalan sangat cepat, mungkinkah mereka penganut berat, “time is sword”, jadi kalau berlama2 menghabiskan waktu bisa tertebas, dan terlindas!!! *kejam.
Lagi-lagi kami memutuskan tetap berjalan mencari ketidakpastian, sial-sialnya terpaksa tidur di emperan donk, kali ini kami menjelajahi “Nathan Road”, cukup jauh juga kami jalan karena kalau diperhatikan kami jalan dari station MTR Tsim Sha Tsui sampe station MTR Jordan, *take a look at the map!
ataw, klick this link :)
http://www.hong-kong-travel.org/mtr/
ataw, klick this link :)
http://www.hong-kong-travel.org/mtr/
Dikeputusasaan yang tak berujung itu gw kembali mengambil keputusan ketempat asal muasal kami diturunkan dari taxi tadi, yaitu ke Jalan Cameron road, karena sudah pasti ada 1 kamar meskipun mahal harganya,
Namun ketika beberapa langkah mundur yang gw ambil, tau gag…gw bagaikan mendapat mukjizat di malam lailatul qadr *busett dah, macam pernah dapat malam lailatul Qadr aja gw :’(
Mata gw yang sedari sepanjang perjalanan tadi celingak-celinguk mencari kediaman yang representative untuk bermalam pada malam ini pun terperanjak pada suatu namapenginpan yang sempat gw baca di blog salah satu rakyat Indonesia, namanya “City Econo Guest House”, papan namanya memang tersembunyi diatas langit2, dan hanya tangga saja menuju keatas yang diapit oleh toko2 yang sangat rapat, guesthouse ini terletak di,
City Econo Guesthouse
5-6/F Cumberland house,
227 Nathan Road atau
38 Pilkem Street, Jordan-Kowloon
Telp.: +85227300212
Faks: +85227300268
e-mail: cityecono@yahoo.com
pemiliknya sepasang pasutri dari Medan, jadi mereka sangat fasih berbahasa Indonesia.
Berhubung sudah tengah malam, maka kami pun tidak menghiraukan lagi masalah biaya kamar/malam-nya, yang udah 1 kamar saiprit dan double bed muat untuk berempat, dikenakan charge HK$ 600,-
Bahkan ajakan arie untuk keluar mencari gerai Hard Rock, tidak kami gubris sama sekali…setelah online sejenak memanfaatkan fasilitas wi-fi gratis dari guesthouse, maka kami pun mengambil posisi tidur masing2.
Okeh beib…kami mau tidur dulu yaaaa…
*next story ; first day in Hongkong, wasting time at OCEAN PARK!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar