Rabu, 30 Maret 2011

The Sequel : We are in Makassar



The same day, march 07th 2011.
It’s about 3 hours we fly on a jet plane, yah…gag berasa sampe juga…perjalanan selama 3 jam itu sedikit pun tidak gw rasakan, gw benar-benar membalaskan dendam kesumat atmaja wirahadikusuma di dalam pesawat bermerek “AirAsia” itu…bagaimana tidak, semalaman gw dkk bagaikan para tunawisma yang terlantar di terminal international Kuala Lumpur, tidur tak nyenyak makan pun tak enak :(

Hmm,,walaupun sebenarnya seat pesawat pun kurang “comfort” jikalau dibandingkan dengan kasur empuk di kamar gw ditambah bed cover yang lembut karena ditambahkan 1 tutup botol molto pada saat dicuci *ngalaha2in keharuman baju’a si roy nich* gw tetap bisa tidur dengan sukses dan sempurna, bahkan pada saat “turbulent” pun gw tidak merasakan sensasi itu sama sekali, betul-betul nyenyak abeess.


Gw baru sadar dari mimpi2 indah walaupun singkat, tepat pada saat burung besi itu hendak mendarat menghujam Bandara Udara International Sultan Hasanuddin, Ujung Pandang. Ditambah penumpang tetangga sebelah yang gak bisa diam terus promosiin Rumah sakit atau apalah tentang kesahatan sampe2 dikeluarkannya brosur2 dari hand-bagnya, hufft….peduli setan buat gw, yang penting gw bisa tidooooorrr!!!

Pesawat mendarat dengan mulusnya, sampai bapak disebelah gw tadi ‘si tukang jual obat’ berdecak kagum dan salute atas smooth landing tadi, sekali lagi gw gag peduli…hanya memberikan senyum getir disudut bibir *lagi ngebayangin pose’a gimana tuh?hahaha*
Bandara Udara International Sultan Hasanuddin, Ujung Pandang

Seperti hal biasanya ritual kalau masuk ke daerah/ negara orang, apalagi pesawat yang mendatangkan kami sehingga sampai ke Makassar ini berasal dari Luar Negeri *pake huruf capital nulisnya, biar agak soq dikit, heheh*, jadi wajiblah passport kami di cap terlebih dahulu di imigresen *ejaan Malaysia*

Proses imigrasi ini terbilang cukup lama, karena dari 98 orang penumpang AirAsia, cuma dibuka 2 loket imigrasi, yaitu untuk domestic passport dan foreign passport, secara orang asing yang masuk ke Makassar pada hari itu bisa dihitung dengan jari, sedangkan dominannya dikuasai oleh passport dalam negeri Indonesia raya tercinta, jadi otomatislah antrian panjang tak dapat terelakkan dan dihindari,…hufft,benar-benar terrr..laaaa…luuu *kata kak lita yang sangat mengidola-idolakan bang haji rhoma irama itu :)

Kami berbaris antri dengan baik dan tertib, berbeza dengan si ruy kukuruyuk…mentang2 dia anggota yang paling muda dan soq lugu, sesukanya saja maen potong sana-potong sini pada saat diantrian, kalau kalian pernah nonton Mr. Bean waktu mengantri, persis bagai setali 3 uang perangainya…dan beruntunglah dia tidak mendapat cacian dan makian dari antrianers-antrianers lainnya akibat abuse action’a itu :(

Berhasil-lah dia mendapatkan cap pada passport yang dibangga-banggakannya itu lebih dulu dari pada kami yang taat pada GBHN 1945, roy sangat bangga sama passport’a itu karena sudah hampir khatam dicap-cap sama encek2 imigresen Malaysia, secara kalau mau kemana-mana pasti connecting point’a di Low Cost Carrier Terminal (LLCT) Kuala Lumpur.

Hahhahaha….ternyata kelihaiannya mensabotase antrian tadi tidak berbuah manis,, sewaktu bagasi nak roy yang hanya membawa tas Reebok untuk pergi ke sekolahannya itu di X-Ray oleh petugas CIQS, roy ditahan oleh pihak bandara,

Beneran kami gak tau salah kami apa dan dosa kami apa,…apa mungkin roy diindikasikan anak kecil yang kabur dari rumahnya karena gak diizinkan berpacaran kalau belum tamat sekolah, secara pada hari itu ruy yang manis hanya berpakaian baju kaos oblong berwarna hitam, celana pendek selutut dan menggunakan sepatu convers plus kaus kaki convers juga *hufft…soq matching* sangat mirip dengan anak SMP.


*salah gw?salah temen-temen gw??

Udah gitu, roy gag mau menanggung dosanya itu hanya seorang diri saja, dengan elok-nya dia juga membisikkan pada petugas imigrasi yang sok seksi itu *habis baju’a dijahit bener2 ketat dan full press body, kalau istilah sekarang sih “body fit”, bahwa dia juga bersama parte2 lainnya. Gak tau lah gw apa hasil intrograsi pihak petugas terhadap si roy…yang pasti ujung-ujungnya dia ditahan sejenak, tidak dibenarkan keluar dari bandara.

Jadi, ketika arie dan gw melintas di X-ray itu, kami pun turut dipanggil serta untuk dieksekusi :P

Dasar petugas bodoh, udah menghadang orang tapi tidak berani mengambil keputusan, tapi malah mengadu kepada supervisor seniornya, terpaksa kami harus menunggu kedatangan seniornya dari markasnya itu, 

Setibanya si bapak supervisor itu kehadapan kami, beliau hanya bertanya;
Supervisor : adek-adek dari mana?
Trio manis manja group : dari Aceh!!!  (serentak menjawab)
Supervisor : Ada acara apa disini???
Trio manis manja group : Liburan saja Pakkk!! (serentak menjawab)
Supervisor : koq dari Malaysia??
Trio manis manja group : *bingung sejenak…salah gw…salah temen2 gw*
Trus, gw berinsiatif menjawab,, kami Cuma transit aja disana pakkkkk!!! (diaminkan sama duo macan)
Supervisor : ooooo…yawadah selamat liburan, silahkannn :) *sambil tersenyum tersipu*

Oh goshh….
2x teman-teman!!!…2x petugas bandara stress melihat itinerary kami,

Yang pertama petugas imigresen kebangsaan Malaysia, waktu gw hendak departure ke Makassar…si makcik imigresen itu sempat stress sejenak mau cap passport gw yang masih polos itu karena baru diganti degan passport yang baru, kata si makcik itu gini;
“kamu dari Indonesia tapi nak ke Indonesia lagi???????”
“macem mane tu???”
“mengapa harus ke KL dulu”
“orang kaya ya awak ni???”
Hahahahhahaha…
Gw sempat tersenyum mesra sama si makcik dan berbicara dalam hati, bukannya orang kaya mak,,tapi dapat tiket murahnya ya mesti begini…kan saye pake AirAsia, hahaha…

Tapi gw menjawab ke si makcik begini;
Indonesia itu Negara kepulauan, so many island in Indonesia, ada sumatera, jawa, kalimantan, Sulawesi, bali, Irian Jaya. Dan jaraknya jauh-jauh loh makcik!
Makcik bertanya lagi “tidak bisa dari Jakarta saja ke?”
Dan saya menjawab, “bisa,,,tapi MAHALLLL!!!”dan mesti mutar2 lagi…
*hufft, kalau ada peta, bakal gw presentasikan tentang Indoseian archipelago sebanyak 2 SKS*
Si makcik akhirnya juga tersenyum mesra sama gw, dan mencap passport gw yang masih anyar itu :)

---ooo---

Selepas dari sekapan para petugas imigrasi tadi dan mengucapkan says good bye, kami segera berjalan mencari 2 pasukan kami yang juga udah sampai di bandara Sultan Hasanuddin ini dari tadi siang, yaitu Evana Chang dan Litta Renew.

Tidak susah menemukan 2 perawan kesiangan ini, *hahaha*…mereka kami dapatkan sedang terduduk manis di deretan kursi waiting room, belum keluar2 sedikit pun dari ruangan itu, sampai2 mereka rela tidak makan siang hanya demi menanti kami yang keren dan tampan ini, seperti yang dilakukan oleh desi dihari sebelumnya. Hmmm, benar-benar pengikut yang mempunyai nilai loyalitas yang tinggi.

Sejenak session perkenalan pun kami lakukan diruangan itu, gw kenalan sama kak litta, kak litta kenalan sama roy dan arie, vana juga kenalan sama arie dan roy juga desi walaupun mereka satu sama lain sudah tau, tapi pertemuan pertama kalinya ya di bandara Ujung Pandang ini.

Oia, seketikanya pesawat tadi dinyatakan sudah berhenti sempurna di Apron, roy kukuruyuk sudah melakukan suatu tindakan yang fenomenal, dan yang akan mengubah sejarah dunia…yaitu segeralah dia melakukan “PING!!!!” melalui fasilitas BB-nya ke seseorang yang berdomisili di Makassar.

*hmmm,,,,disebut gag iiiaaaaa namanyaa???hmmm…penting gag ya orang tersebut???*
“PING”
“PING”…!!
Bunyi itulah yang menjadi cikal-bakal kehidupan kami di Makassar, karena jikalau “PING” itu tidak terbalaskan, alamat kami tidak tau kemana arah kaki kan melangkah,

Dan cerita tentang “PING – PING”an itu tidak begitu menarik bagiku :p

Gw dan vana, keluar dari ruangan bandara itu lebih awal…karena Ny. Vana ini tidak sanggup lagi menahan lapar dan dahaga akibat penantian panjang itu :) jadi berhubung gw temennya yang baik hati dan bertanggung jawab…gw kawaninlah dia mencari makanan diseputaran airport, dan mendapatkan rumah makan yang menyediakan coto Makassar di teras bandara itu, sementara itu gw hanya minum juice apel saja, karena sudah makan di pesawat…gilee harga 1 gelas juice dibandara mencapai ;

Rp. 18.000,-   *cringgg…cringgg, kan kalau di tipi2 acara Celebrity on Vacation ada muncul harga, bunyinya seperti itu :)

Tak lama kami duduk2 di restaurant itu, roy and the genk pun keluar juga dari bandara…gw perhatikan dia sedang musing-musing seperti anak ayam yang kehilangan induknya, kepalanya celingak-celinguk mencari teman makassarnya itu.

Sampai akhirnya pertemuan mereka pun terjadi juga tidak jauh dari restaurant tempat gw duduk bersama vana, disitu juga akhirnya roy dan "temen barunya" yang diPING-PING tadi itu mengambil tempat duduk tanpa memesan makanan dan minuman seperti halnya yang gw lakukan, terindikasi memang mereka gak bawa duit banyak sich, hahaha.

Setelah mereka berbasa-basi, dan si temen baru itu siap mental, maka diperkenalkanlah kami satu persatu oleh roy kepada si-tuan rumah yang notabenenya anak Makassar itu.
Gw, evana, desi, litta, arie satu persatu secara bergantian berjabat tangan dengan orang yang dimaksud tadi, ternyata dia bernama “Ical”, ya hanya nama panggilan itu saja yang dia sebutkan…koq namanya gak berbobot gitu ya bathinku, soq-soq imut gimanaaaa….githu!!

Tapi whatever-lah, gw juga gak mau ambil pusing dengan nama orang itu…
Eeh, ternyata dia tidak seorang diri menjemput kami di airport, dia membawa sekutunya satu perusahaan BRI di tempat dia bekerja, dia bernama amin, kalau malam berubah menjadi aminah, katanya sih…*hahhaha*

Dari kesan pertama kami terhadap mereka saja sudah mencurigakan, tau gak sodara-sodara sekalian yang saya muliakan…dua sejoli Makassar ini lupa memarkirkan dimana mobilnya, ada orang keq gt??emang sih,…mobilnya itu merupakan hasil rentalan dari kenalan-kenalan meraka, dan terbilang cukup murah,
Sewa mobil Avanza 24 jam sejumlah…cringgg…criingg…Rp. 200.000,-
Avanza untuk ber-8???hmmm,,masih make a sense…masih masuk akal…

Gokilll…beneran gokil mereka berdua, sepanjang perjalanan kita terus dibuat ngakak dan terbahak-bahak, makhluk2 itu sangat ngocol abis…apalagi yang bernama pak amin itu, setelah diselidiki beberapa hari sih terkuak  ternyata orang ini punya job side sebagai MC diacara ulang tahunan anak2 dibawah umur, jadi wajarlah kalau dia biasa membuat kocak umat manusia di dunia, dan sekarang mau beralih profesi menjadi guide untuk kami yang datang jauh2 dari Aceh, dan mereka ini sangat dermawan, mereka sudah puas hanya dengan bayaran segelas air teh dan senyuman hangat dari kami. *ntah iyapun..*

Setelah keluar dari airport, lewat tol yang katanya sering dijadikan ajang tempat bermain bola kalau malam hari, kami dihantarkan kerumah ical, atas izin dan restunya kami boleh mengisi rumahnya yang kosong dan tak berpenghuni ini pada hari2 kerja seperti senin sampai juma’t, sedangkan kalau hari sabtu dan minggu keluarga besar ical surisal sering bertandang kerumah ini, hanya sekedar buka jendela dan bersih2 saja,

Rumah Kediaman Pak Ical Surisal, Perumahan Tirta Garden Jl. Toddopuli 10, B3 no. 6

rumah pak ical tampak kiri, perhatikan jemuran2 yang gak penting itu..wkwkwk

Rumahnya berwarna abu-abu dan ini sangat dibanggakan oleh sang pemilik rumah, ukurannya sih kecil…type 45 gt koq gag salah, terdiri dari 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur, ruang tamu, dan teras. Sangat minim dan design interiornya dia mengadaptasi aliran minimalis, hmmm… rapi sih *gag tega bilangnya.
Kami meletakkan barang bawaan kami dikamar, dan sesegera mungkin kita berangkat lagi, tujuannya “to have a dinner”,

Hmmm,,,dua bocah tadi gak senang kalau gak ngerjain kami2 yang baik budi ini, sebelum wisata kuliner ala Makassar, kami diajak musing2 menuju rumah buk aminah *karena sudah malam jadi berubah juga statusnya…hehehe, kidding bro!!!

Kami dibawa kerumah amin, katanya dia mau berganti konstum, hahaha,,,

Damn!!!rumahnya jauh lebih besar jika dibandingkan rumahnya ical yang saiprittt itu, dan bergaya arsitektur rumah-rumah bertipe Belanda, kerenn!! Rumahnya berlantai 3 dan mempunyai 12 ruang kamar. Satu lagi bonus rumah ini yaitu ada makhluk asing lainnya yang suiap membelai anda jikalau anda melamun dan bermuram durja. Hhhiiiiiiiii *sereeem*

Sayang!! Rumah sebesar ini tidak berpenghuni, dan 90% barang2 dan furniture2nya aus dimakan rayap dan usia…perabotan2 itu rusak bukan karena dipake, tapi karena tidak disentuh oleh pemiliknya sama sekali :(

Berhubung history yang agak horrible td, kami pun tetap pada pilihan pertama, hidupp rumah icallll!!!!!
Akhirnya kami diantar juga kerumah makan di pinggiran pantai yang bernama “Poatre Restaurant”, yang menyajikan masakan seafood.

Berdasarkan informasi dari guide dadakan kami tadi, makanan ikan-ikanan di Makassar sangat murah apalagi yang disajikan dengan menu bakar-bakaran, jadi malam itu sah-lah kami makan berbagai macam ikan-ikanan disana, kami memesan ikan cangkalang, ikan gerapu dan ikan gurame, menunya disajikan dengan dibakar original dan ada yang dikasih sambal rica-rica, ke-khasan dari menu makanan kami ini ialah dari sambalnya yang sumpah anehhhh banget, pedass tapi asyikk…hehhee,

Amin malam itu memesan cumi-cumi plus tinta printer, hahaha…abis aneh banget, koq kuahnya hitam begitu :)
Oh yaa, ada khas lagi nih untuk makanan-makanan di Makassar, hampir rata-rata makanan yang disajikan dilengkapi dengan jeruk nipis, misalnya nasi goreng, bakso, air kelapa muda, dll.

Selain itu porsi makanan di Makassar ini luar biasa besar dan harganya dibandingkan dengan di Jakarta dan Aceh very-very reasonable, apalagi porsinya bisa untuk berdua, hehee.. Total budget untuk makan 8 orang berjumlah Rp. 240.000,-

Sayang gw gag sempat mengabadikan makanan2 itu di camera sony gw :(

---oOo---

Waktu Indonesia Tengah (WITA) pada saat itu sudah menunjukkan pukul 10.00 WITA, dibandingkan dengan Aceh, di Sulawesi lebih cepat 1 jam, dan sama persis dengan waktu Malaysia.

Jam 10.00 kami harus menjemput 2 pasukan lagi di airport, mereka bernama Kezia Ningken dan Arta Sari Purba, mereka juga datang dari Jakarta. Hufft, dengan formasi kami naik mobil Avanza yang sudah beranggotakan 8 orang, dan sekarang ditambah 2 personil lagi, maka tolonglah saudara-saudara bayangkan sendiri keadaan mobil itu sekarang, dengan formasi 10 orang penumpang di mobil Avanza, mana beberapa member itu ada yang berukuran XL pulak…hahhaha, tapi bro and sist!…disitulah kebahagian dan keakraban kami terjalin :) *suiittt…cuuitttt, jadi terharu nih*

Di jalan balik menuju kerumah, kami mampir di tempat jualan salah satu makanan khas Makassar, yang bernama Songkolo Bagadang, merupakan bahasa popular di Makassar untuk panganan ketan kukus yang diberi serundeng atau parutan kelapa. Di makasssar, bagi yang masih melek sampai lewat tengah malam dan kelaparan, songkolo merupakan salah satu alternative pilihan yang ramai dikunjungi. Harga standard untuk seporsi songkolo ketan item dengan topping surendeng dan teri adalah Rp. 3.500,- kalau nambah telor asin jadi Rp. 5.000,-

Teman!!!si-tuan rumah membelikan kami 8 porsi, yang sejatinya untuk 1 orang mendapat 1 songkolo.
Tapi teman, ini kan udah jam 10an lewat, mana sanggup kami makan lagi…jadi berhubung sudah dibeli ya sudahlah, semua dibawa pulang kerumah…
8 bungkus songkolo….ditambah porsi raksasa pulak, idealnya dimakan berdua. Gue sempat nyicipi rasanya bareng sama vana, hmmmm…tapi no thanks, terimakasih lah. Arta dan ningken pun bekerja bakti meghabiskannya malam itu, litta dan desi berkongsi berdua, roy pun cuma cicip sana cicip sini saja..jadi masih ada juga sisanya!hwwaaaa….

Malam pun semakin larut, anak-anak yang lain sudah pada mengambil posisi strategisnya masing2, ningken yang gw bilang cewe jenggo…memilih tidur diruang tv, bersama arta…sedangkan gw, roy, arie dan ical di dalam kamar yang hanya beralaskan hambal 2 lapis…

Ternyata gw tidak diizinkan tidur pada saat itu juga, pada tengah malam yang hening itu si tuan rumah barulah memperkenalkan diri dan bercerita kesana-kemari tentang pengalaman2 dia dan sejarah hidup singkatnya hingga sampai pukul 3.00 dini hari waktu Indonesia bagian Tengah.

Kalau tidak mengingat si beliau itu bekerja besok paginya mungkin dia akan bercerita semalam suntuk, panjang x lebar x tinggi. *hufft…*

---oOo---

Tuesday, March 08th 2011.
Songkolo!!!!jiahh, pagi2 gw sudah disodorin songkolo lagi…gara2 yang semalam belum habis…dan ini juga akibat si ical + amin yang belinya over dosis gt,,hufft, kami berdelapan mengambil kesimpulan, apa dia ingin membunuh kami secara perlahan-lahan dengan memberi makan sebanyak-banyaknya y??hmmmm  *sambil jari tangan mengelus2 dagu*

Terpaksa kami berbagi lagi songkolo itu 1 porsi berbagi berdua, tapi perasaan gw pagi itu tetap gag menyentuh songkolo itu..hehehe

Sambil menunggu pak ical surisal pulang…ehh, maksudnya cabut dari kantor BRI-nya yang cuma diruko-ruko gitu dehh…katanya sih biasanya juga dia masuk kantor jam 8.00 pagi, trus briefing dikantor, baca do’a bersama, truss yel-yel gak jelas itu, kemudian kaburrr deh… kami pun berbenah2 diri dirumah, bayangkan…1 rumah isinya 8 orang, dan kamar mandinya cuma 1, belum lagi versi mandinya yang bervariasi, ada yang cepat, sedang dan lama, bahkan supeerrr lama, karena ditambah dengan prosesi pertapaan :)

Pukul 10.00-an WITA, pak ical surisal menjemput, dengan mobil Avanza. Tujuan pertama kami yaitu “Take a brunch”, menu yang ditawarkan yaitu “Coto Makassar”, soto atao coto namanya di Makassar ini khasnya adalah menggunakan jeroan sapi, mulai dari babat, hati, sampe jantung dan dimakan dengan ketupat atau burasa (ada lontong yang pake santan). Walau tidak menggunakan santan, tapi berasa kental karena kacang tanah gorengnya. Seperti saya bilang sebelumnya, sebelum makan jangan lupa perasan jeruk nipis dan biar pedas tambahi sambal khas cotonya :)


Harga 1 porsi coto = Rp. 8.500,- perak, jadi kami yang makannya ber-9 ditambah minumnya the botol S*sro, hanya total Rp. 101.000,- itu pun pake discount Rp. 1.000,- oleh si ibu penjaga kasir, hehehe.

Sepanjang perjalanan kami terkagum2 dan tak percaya, harganya bisa semurah itu…
Tapi akhirnya ical menyadarkannya 1 hal, setelah mobi kami melaju agak jauh dan sempat menjemput amin dari kantornya juga di BRI yang akan bertugas sebagai guide, bahwasanya,,,Blackberry punya si Ical ketinggalan di rumah makan itu, karena lagi di charge…hahahha…ternyata anggota Alzeimeer bertambah 1 orang lagi :) *jadi wajar saja si ibu kasir kasih harga murah dan pake discount segala, yaa karena tukaran sama BB-nya si ical, heheee…* tapi emang beneran murah koq bro, nama warungnya yaitu, “Paraikatte”, terletak di Jl. Pangeran Pettarani. Very recommended!

Setelah urusan perut selesai diberesakan, maka mulailah kamu menuju tempat2 wisata di kota Makassar ini untuk koleksi perbendaharaan foto-foto kami, tempat-tempat  yang mejadi tujuan hunting foto kami yaitu;

Benteng Fort Rotterdam”,



merupakan benteng yang megah dan menawan peninggalan kerajaan Gowa ke-X pada tahun 1545, pada awalnya benteng ini berbentuk segi empat, seperti arsitektur benteng gaya Portugis, benteng ini pun pernah diserang oleh armada perang Belanda, sehingga sebagian hancur. Dan dibangun kembali dengan model arsitektur Belanda. Bentuk benteng yang tadinya berbentuk segi empat dengan 4 bastion, ditambahkan 1 bastion lagi disisi barat. Jika dilihat dari udara benteng ini berbentuk segi 5 seperti penyu yang hendak masuk kedalam pantai, sehingga juga dinamakan Benteng Panynyua (Penyu).

Tarif masuk ke lokasi ini, hmmm…di gerbang pertama kita hanya membayarkan uang sukarela saja pada penjaga Pos…Rp. 10.000,- sudah cukuplah untuk kami bersepuluh, hehehe…pada saat kami datang, ada beberapa bagian bangunan yang sedang direnovasi…dan waktu kunjungan kami ini yaitu pada hari selasa, maka disebagian ruangan2nya terdapat pegawai negeri sipil (PNS) yang sedang bekerja, dan ternyata benteng ini juga digunakan sebagai kantor dinas Pariwisata Kota Makassar.


Namun, ada juga ruangan yang dijadikan tempat museum Negeri-nya Propinsi Sulawesi Selatan ini, yang bernama “LA GALIGO”,  yang menampilkan sejarah benteng ini dibangun, asal-usul suku Toraja, kebudayaan Toraja, alat-alat perang pada perang Diponogoro, perkakas2 Istana kerajaan Gowa, dan juga melihat ruang tahanan sempit pangeran Diponogoro. Nah, kalau mau masuk kesini kalian akan dikenakan charge biaya masuk untuk orang dewasa Rp. 3.000,- dan anak-anak Rp. 2.000,-



*Makan Bakso*
Siang hari itu dikala kami sedang asyik-khusyuknya berwisata, berfoto-foto ria, hujan pun tak mau kalah mengiri langkah kami…hujan turun-reda terus bergantian menghujami tanah Makassar pada hari itu, sehingga kami pun bersepakat untuk mencari kuliner Bakso khas Makassar setelah puas berkeliling2 benteng Fort Roterrdam.
Mobil Avanza dengan berpenumpang 10 orang ini pun melaju ke pelosok2 kota yang kami memang gak tau arah dan tujuannya, hingga sampailah ke jalan gang sempit yang kalau ada 2 mobil lewat harus bergantian lewatnya, dan disitulah mobil kami diparkir. Sejenak, kami para tamu agung dari Aceh ini terheran-heran mencari mana toko/warung/kedai yang dikatakan tempat makan bakso??koq tidak ada tanda2 pamphlet atau billboard yang terpampang, dan tanda2 yang menunjukkan restaurant pun tidak terjabarkan ditempat itu, ternyata tempat makan baksonya terletak di salah satu rumah warga, dan pintu masuknya pun dari samping…sang pemilik jualan bakso ini tidak ada merubah sedikit pun interior rumahnya menjadi tempat makan yang qualified, jadi di dapurnya hanya ditaruk bangku2 panjang dan meja untuk makan bakso, sungguh diluar dari prinsip “marketing” seperti yang sedang gw pelajari di bangku kampus Magister Manajemen.

Sekali lagi kuberitahukan kawan, bakso versi orang Makassar ini besar2 sekali dan tidak harus berbentuk bulat seperti lazimnya kita makan bakso di daerah kita masing2, ada juga sih bakso yang bulat2, tapi berukuran kecil2, sangat banyak porsinya, sehingga gw harus melawan rasa kenyang dan eneg untuk menghabiskan 1 mangkuk bakso itu. Si vana sang ratu sambal malah minta tambahan sambal agar dapat meghabiskan bakso2 itu dengan sukses….*Luarrr biassa*
Oia, total harga yang harus kami bayarkan untuk 10 orang hanya Rp 140.000,- *cukup murah kaaan???

*Pantai Losari*


berexpresi di pinggir pantai Losari, Makassar

Hari menjelang sore, diluar pun gerimis masih membasahi bumi Makassar, tapi kami bertekad untuk tetap menuju ke Pantai Losari yang sangat terkenal di TV ONE itu dan menjadi icon kota Makassar, hanya sekedar ingin melihat tulisan “P A N T A I  L O S A R I” dipinggir pantai itu.

Hmm,,,tidak ada istimewanya memang pantai ini jika dibandingkan dengan pantai Lampuuk atau Lhok-Nga di Aceh, Cuma karena tempatnya saja yang memang dipusat kota, jadi sangat mudah akses kesana dan diramaikan oleh penjual-penjual panganan yang beraneka ragam, sehingga membuat pantai ini semakin ramai, dulu pantai yang panjangnya kira-kira 1 Km ini pernah dijuluki sebagai pantai dengan meja terpanjang di dunia, karena warung-warung tenda berjejer di sepanjang tanggul pantai. Tapi sekarang warung2 tsb sudah direlokasi ketempat lain :(

Mataharipun sudah merangkak naik ke peraduannya, sunset yang kami nanti2 pun buyar sudah dari angan-anagan karena diselimuti awan kelabu yang dari tadi siang memang hujan turun membasahi negeri ini, maka kami pun segera pulang ke kediaman sementara kami di Jl. Toddopuli X, untuk berkemas-kemas barang kami, apa yang mau dibawa dan apa yang tidak penting dibawa karena malam ini kami akan bertolak ke Tana Toraja selama 1 hari full day.


Note; ternyata dirumah masih ada sisa Songkolo semalam, buat jiwa-jiwa yang anti kemubajiran seperti Ningken, evana dan kak Litta, mereka rela berkorban, bahu-membahu, dan bergotong-royong dalam menghabiskan songkolo itu, karena untuk dibawa ke Toraja juga gak mungkin, belum lagi roti bantal yang dititipkan pak ical surisal untuk makanan kami selama diperjalanan kelak. Sungguh perjuangan yang luar biasa yang dilakukan para srikandi-srikandi tadi…yang rela berkorban memberantaskan songkolo yang gak habis2 itu dari kemaren, hehehe.

*UNHAS*


It’s time to kuliner malam…hehehe, karena jam 10.00 WITA kami sudah booking bus “Bintang Prima” yang menuju ke Tana Toraja, maka untuk makan malam ini kami cari tempat makan yang lokasinya tidak berjauhan dengan terminal bus yang disebutkan tadi, dan pilihannya yaitu pusat jajanan di Kampus Universitas Hasanuddin (UNHAS).
UNHAS merupakan salah satu perguruan tinggi di Makassar,  Indonesia, yang berdiri pada 11 Juni 1956. Rektor pada tahun 2006 adalah Prof. Dr. dr. Idrus A. Paturusi, Sp.BO.
Perguruan tinggi ini semula merupakan pengembangan dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ketika Bung Hatta masih menjadi Wakil Presiden. Kampus Unhas semula dibangun di Baraya atau Kampus Baraya.
namun sekarang telah dipindahkan ke Tamalanrea, karena Kampus Baraya sudah berada di tengah kota.

Sempat binggung juga sih melihat banyaknya pilihan makanan yang disajikan di kawasan kampus itu, padahal sudah malam loh! Akhirnya pilihan jatuh pada ayam bakar, namanya juga buat porsi mahasiswa, harganya-pun memang pas banget dengan kantong mahasiswa. Untuk nasi + ayam bakar = Rp 6.000,-
Ayam saja = Rp 4.000,-/potong
Nasi goreng = Rp 5.000,-
Es teh = Rp 1.000,-
Hemat banget kan saudara-saudara yang budiman??kami ber-9 makan di kampus ini hanya bayar Total
Rp. 45.000,-an

Akhirnya jam pun mulai merangkak naik merapat ke pukul 10.00 WITA, itu berarti bus keberangkatan kami ke Tana Toraja yang akan menjajikan mimpi-mimpi indah dan wisata-wisata yang menarik akan kami tempuh,
pak ical pun mengantarkan kami dengan mobil Avanza sewaanya itu ke Loket Bus Bintang Prima yang sekaligus menjadi stasiun bus tersebut, dan for your information...pak ical juga harus buru2 mengantarkan kami, karena perjanjian sewa-pinjam mobil itu sudah akan berakhir, sehingga ical pun tak bisa lama-lama melepas kepergian kami, meski kaki dia enggan untuk melangkah dan merelakan kami pergi...tapi dia harus segera kembali, jabatan tangan yang hangat dan lambaian tangan menandai perpisahan sementara ini, karena yang pasti kami akan kembali lagi untuk menjajah Negeri Makassar pada Session 3
*rencananya sich mau ngalah-ngalahin session-nya Cinta Fitri, wkwkwk

bus yang kami tumpangi ini, menggunakan air suspension, yang membuat penumpangnya nyaman saat di dalam bus, seatnya pun besar-besar lebih besar dari pada bus seat 21 di Aceh, tapi bus Bintang Prima ini malah pasang seat 2-2, jadi konsekuensinya isle atw tempat jalan kakinya sangaaaatttt rapat, tapi itu gak jadi masalah lah..siapa juga mau jalan-jalan atau catwalk di dalam bus, hahaha...harga Tiket bus dengan Air Suspension ini yaitu Rp. 110.000,-/ orang sudah lengkap dengan AC, Selimut dan privat tv, sedangkan yang Non-Suspension yaitu Rp. 80.000,-/orang hanya tidak disediakan selimut saja bedanya.
Perjalanan dari makassar menuju Toraja menempuh waktu +/- 8 jam, jadi lumayan dipergunakan untuk istirahat, gw duduk bersebelahan dengan roy, ningken dengan arta, desi bareng evana dan litta duduk bareng arie...hehehe
dan tanpa any command...kami pun segera ambil posisi tidur dengan segera...grooookkk...grooookkkkk


see you soon :)


Johan B Bastian,
Kreung geukeuh, March 31st, 2011

2 komentar: