Selasa, 14 Juni 2011

MACAU ; and all the tragedy is started from Here...


April, 19 – 2011

Kembali, pagi-pagi kami  udah beres-beres udah mandi-mandi dan udah ganteng-ganteng, hari ini kami akan menuju ke Macau. Setelah meminta petuah kepada si pak cik yang empunya guesthouse, kami pun bergerak meninggalkan penginapan itu…
Meskipun sudah diberi pencerahan dan petunjuk, tetapi masih saja kami berempat meraba-raba kota ini yang notabene-nya sangat padat dan sibuk setiap waktu dan setiap saat seperti mau menyaingi slogan'a Rexona saja, meskipun marka-marka petunjuk jalan sudah tersedia cukup  jelas, tetapi tetap saja kami kadang harus mutar-mutar terlebih dahulu karena masih bingung, apalagi kalau sudah masuk “subways”, gak –sah- rasanya kalau gak harus mundur lagi dan mundur lagi karena terowongan dibawah jalan ini sudah bagaikan labirin mini bagi gw.



Lokasi Hong Kong - Macau Ferry Terminal di Kawasan Kowloon
 

tampak digambar yang diberi panah adalah Subway

 Di Hong Kong pelabuhan yang menghubungkan Hong Kong dengan Macau adalah:
  1. The Hong Kong-Macau Terminal (Sheung Wan-Hong Kong Island), perusahaan Turbojet.
  2. The Hong Kong-China Ferry Terminal (Tsim Sha Tsui-Kowloon), perusahaannya First Ferry
Tarif dibedakan berdasarkan jam operasi dan hari kerja/libur. Waktu perjalanan sekitar 1 jam. Tidak perlu khawatir akan ketinggalan ferry karena kapal ini beroperasi 24 jam, namun ada penambahan biaya untuk keberangkatan malam hari. Ferry berangkat tiap interval 30 menit dan tiket dapat dibeli langsung di pelabuhan.

Berhubung penginapan kami berada di lokasi Kowloon, maka kami memilih The Hong Kong-China Ferry Terminal sebagai tujuannya.
Setelah mutar-mutar dan mengedepankan “insting” dalam berjalan akhirnya kami sampai lah ke sebuah gedung yang mirip dengan Hotel, masih percaya gak percaya, apakah ini yang dimaksud dengan pelabuhan, tapi kami masuk aja…
Tampak China Ferry Terminal dari sudut kanan
Tampak China Ferry Terminal dari depan

Mungkin  ini pintu masuk ke China Ferry Terminal yang bawa kenderaan,,,hehehe

Setelah masuk ke Lobby, maka kami diarahkan ke Lift-lift yang tersedia, mau kemana atau keperluannya apa, Lift tersebut sudah dikelompokkan berdasarkan kepentingannya masing-masing, kita tinggal baca saja pada petunjuk2nya. Maka kami memilih salah satu lift itu bersama orang-orang yang mempunyai maksud dan tujuan yang sama,

Sekeluar dari Lift tadi, sudah ada beberapa orang yang menyambut kita dengan hangat, (kalau dilihat sih seperti calo) tapi tidak, mereka hanya menunjukkan ke arah yang benar, kalau anda belum memiliki tiket, maka akan ditunjukkan dimana membeli tiketnya, sungguh pelayanan yang luar biasa, beda sekali dengan di Indonesia, meskipun kita sudah punya tiket, tetap saja diberondong pertanyaan-pertanyaan gak penting!

Ticket naik TurboJet Ferry, harga HK$ 176.00
 Harga ticket’a yaitu HK$ 176,- setelah kami beli tiket secara kolektif dan duduk rapi di lobby, si arie baru tersadar bahwasanya HP-nya satu lagi yang..ummmm,,emang sih murahan, tertinggal di kamar City Econo Guesthouse,  dia Cuma sayang sama nomornya saja…karena nomor itu adalah nomor simpati lama, yang waktu belinya masih pake KTP, Kartu Keluarga dan Mahalnya minta maaf, selain pastinya nomor simpati itu sudah tersohor pada gadis-gadis yang rela dirayu mentah-mentah sama si Arie P. Rambe ini,,,hihihi…sorry bro!!!(agak sentiment dikit nih!)
Hmmm,,,udah barang dia yang tertinggal, masih juga gw yang harus jadi anak mudanya, gw pulak yang disuruh nelpon si empunya guesthouse, padahal kan yang punya penginapan bisa berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Dan setelah negosiasi maka, kami membuat perjanjian, HP’a akan kami jemput sepulang dari Macau kelak.
Maka perjalanan ke Macau pun dapat kami lanjutkan kembali…
Ternyata ferry turbojet ini pun lumayan nyaman dan bagus, perjalanan selama 90 menit pun hampir tidak terasa,
Ferry TurboJET, heading to Macau

M a c a u
Sekitar jam 10 kapal sudah mendarat di dermaga Macau Ferry Terminal, setelah melakukan prosesi imigrasi, kami pun “sah” masuk negara Macau yang dikenal juga dengan sebutan Eropa-nya Asia karena memiliki budaya Portugis yang kental.
Nilai tukar mata uang saat saya dan teman-teman mengunjungi Macau, Hong Kong di bulan April 2011, perhitungannya adalah sebagai berikut:
  • 1 Hong Kong Dollar (HK$) = Rp 1245,00 (Seribu dua ratus empat puluh lima Rupiah)
  • 1 Macau Patacas (MOP$) = Rp 1100,00 (Seribu seratus Rupiah)
Nilai tukar mata uang MOP$ terhadap HK$ sebenarnya adalah HK$ 100 = MOP$ 103, jika menukar di money changer yang tersebar di Macau. Namun, karena di Macau kami Cuma sehari, kami 4 sekawan tidak menukar MOP$, tetapi tetap menggunakan HK$ yang diterima secara luas tanpa terkecuali. Jika berbelanja di toko-toko, patokan perbandingan 1 : 1 digunakan untuk MOP$ terhadap HK$ dan uang kembalian berupa MOP$ walaupun kita membayar dengan HK$. Jadi, pergunakan sisa kembalian MOP$ dengan baik dan habiskan sebelum keluar dari Macau, karena nilai tukar akan jatuh begitu keluar dari negara tersebut, kecuali mata uangnya mau kalian koleksi sih!!!hihihi…,
Outer Harbour Ferry Terminal of Macau

Bagian dalam dari Macau Ferry Terminal

Terminal Macau Ferry ini lumayan besar, tapi padatnya bukan main…sudah macam pasar Aceh, diperparah dengan banyaknya jasa layanan hotel-hotel dan transportasi2 yang menyambut para pendatang, sehingga membuat kami susah bergerak.

Namun, langkah pertama yang gw ambil pada saat itu yaitu, menuju Tourist Information Center. Tidak susah mendapatkannya karena ada, terletak tepat disamping Exit Door.

Dari situlah gw mendaptkan informasi “how to get Venetian Resort”, sengaja gw pilih ini sebagai tujuan pertama karena Casino di Hotel Venetian ini yang terbesar di Macau, karena selain hotel, terdapat tempat perbelanjan mewah, dan juga anda bisa menaikin gondola disini yang didesain persis seperti di Venesia.

The Venetian Resort Macau.
Dari pusat informasi tadi, gw mendapat info bahwa ada Shuttle bus yang akan mengantarkan kita ke Venetian Resort, City of Dreams dan sebagainya, shuttle bus ini seperti bus Kurnia, Pelangi ataw Anugerah di negara kita, bus ini akan menunggu sampai penumpangnya penuh dan dengan interval keberangkatan 30 menit, dan Gratis loh!!
The Venetian Resort Macau diluar yang saya bayangkan, disana kita akan melihat pilar-pilar kokoh dan ornamen khas zaman Romawi, desain langit-langit gedung yang diwarnai seperti langit sungguhan, sungai/kanal buatan lengkap dengan gondolanya, street performer (artis jalanan yang mempertunjukkan kebolehannya di depan umum dimana-mana)sayang gw gak ada mengabadikan aksi-aksi mereka, sampai ke toko-tokon cenderamata yang menjual topeng wajah khas Venice.
Tujuan utama gw pilih ini seperti yang gw sebutkan diatas tadi yaitu, melihat Casino terbesar di Asia tadi dan melihat kota Venice versi Asia, hehe
Tidak susah menuju tempat perjudian terakbar itu, banyak direction-direction yang mengantarkan kita ke tujuan, disana terhampar begitu banyak jajaran mesin-mesin jackpot, chip-chip yang bertumpuk2 diatas meja judi. Sejatinya sih gw gak terlalu tertarik berjudi karena dilarang sama bang Haji Rhoma Irama, karena eh karena berjudi itu, HARRRRAAAAMMM!!!
 








 Namun,  berdasarkan referensi buku yang saya baca karangan Claudia Kaunang, bahwa di dalam kasino itu ada ditawarkan air minum yang dibawa oleh para petugas casino di atas nampan yang kadang-kadang berisi teh susu hangat atau orange juice. Semuanya gratis untuk kenyamanan para penjudi yang siap mempertaruhkan pundi-pundi uangnya. Botol air minum sangat menarik, dikemas khusus untuk The Venetian Resort. Botolnya sih sama persis seperti yang dijual dimana pun, tapi tutup botol berwarna hitam elegan dan dengan merk les warna hitam bertuliskan The Venetian Resort. Kerenn banget lah!!karena malu dan gak ada tampang sebagai penjudi sejati, maka gw hanya mengambil 1 botol dan kemudian kaburrrr…hahhahaha.
Sebenarnya selain Casino tadi ada juga pertunjukan menarik yang terdapat di Resort ini yaitu, ZAIA-Cirque du Soleil, yaitu berupa pertunjukan sirkus kenamaan yang berasal dari Kanada sejak tahun 1982. Atraksi sirkus ini selama 90 menit, dan akan memukau pengunjung di dalam gedung teather berstandar International di The Venetian Resort.

Harga tiket termurah adalah MOP$ 398,- (Rp. 517.400,00) mahal ya bukk??!!makanya kami aja gak masuk….hahahaha,,,tapi dengar2 sih, setidaknya ada show matinee setiap akhir pekan (Sabtu dan Minggu) yang memberikan diskon sebesar MOP$ 200 (Rp. 260.000,00) **masih mahal :’(




Venice View


salah satu sudut tempat street performer


Gondola a la Venice di The Venetian Resort Macau.
Sungguh luar biasa. Mereka mampu memadupadankan unsur hotel, resort, casino dan pusat perbelanjaan terkemuka dan pertunjukan spektakuler sehingga menjadikan tempat ini sebagai one stop entertainment untuk seluruh keluarga.
Disini juga terdapat gondola yang kayaknya lebih asyik naik yang versi duplikatnya dibanding yang aslinya di venesia sana, harga untuk menaiki gondola ini yaitu MOP$ 108 atau sebesar Rp 140.400,00. Kemudian airnya sangat jernih karena dibuat seperti kolam atau canal sehingga tidak butek seperti aslinya dan kalau sedang musim panas suka ngeluarin udara kurang sedap untuk dihirup. Lalu, sang gondolier (pengemudi gondola) akan bernyanyi lagu-lagu seriosa yang bersuara super merdu, bahkan kami yang gak naik gondola saja ikutan merinding mendengar suara tenor sang gondolier tadi.

Sambil melihat-lihat pesona kota Venice versi buatan dan gondolanya yang lagi melaju, kami pun sembari mengunjungi gerai-gerai yang terkenal dan mewah yang mungkin di Indonesia pun tidak ada gerainya, hehehe…

Pertama kami bertandang ke butik Zara, baru masuk ke gerai pertama kami pun sudah terpesona dengan style dan mode design2-nya sangat elegan dan modis…saking banyaknya pilihan kami sampai bingung beli yang mana, bingung karena harganya pun soq jual mahal semua, hikss..hikss…


Scarve yg dibeli Ruslan
Jaket Piliha gw :)
Tapi, kami tetap beli donk…gw dan takim beli jaket, ruslan dan arie membeli scarve baru, cieee..hehe
Di counter Zara ini, gw sempat tarik-tarikan jas yang kerrreenn…banget!tapi akhirnya tak satupun dari kami yang membeli jaket itu, karena si pelayannya yg wanita, juteks abisss…ditambah, tas backpacker kami yang kami letakkan sembarang tempat, hahaha….lagian mau shopping koq bawa2 tas backpacker sih!!!bikin repot saja.

Next stop is gerai’a Fossil, takim yang dari awal memang berniat membeli jam tangan baru, akhirnya berjodoh dengan merk ini, setelah pilih-pilih dari bermagai model yang futuristik, akhirnya dia memilih model yang ini :)

Tak lupa sambil jalan-sambil shopping-juga tak ketinggalan berfoto-foto ria, kecuali gw…dihari ketiga ini selera mood gw untuk berfoto masih minus, yaahh…ada lah sekali dua kali jempretan, bahkan camera saku gw sendiri hampir tidak berfungsi sama sekali, selain emang sih udah kalah pamor sama camera takim. Oia, di gerai Fossil tadi gw juga membeli kaca mata loh…hehehe, karena ternyata kartu debet BNI gw bisa dipake disini, kan gak perlu pake PIN, horeee…

Dan segeralah gw berbelanja ria mulai dari detik itu…hahhaa
Dan arie pun gak mau kalah saing, dengan menggunakan kartu debet BRI-nya dia mencoba-coba juga peruntungannya, dan ternyata kartu BRI di-reject di marchant-marchant luar negeri, huuuuuu…
Terpaksa dia mengandalkan kartu kredit-nya Rachmat Mustaqim. Ckckck…

Setelah keluar dari gerai ini, kami lagi-lagi foto2 lagi…sungguh banyak objek menarik yang bisa dijadikan latar untuk berfoto…beneran deh!!

Masih berlanjut dalam acara ber-Shopping-ria, next pit stop yaitu counter Levi’s. gw sih emang udah ada niat buat beli celana panjang…karena stok celana panjang yang ada satu-satunya itu sudah bernoda, jangan ditanya ada noda apa…ssttttt!!!
Maka dengan penuh semangat gw mengubek-ngubek gerai ini, sampai akhirnya mendapatkan satu buah celana Jeans, ternyata…eh, ternyata,,takim juga gak mau kalah…dia membeli tali pinggang dan jam tangan cantik ntah buat siapaaa??? *hufftt…

Pemirsaaaa….pee…peee…mii…miirr…saa….saaa….eaaa…eaaa…eaaa…(Tukul Mode On)
Satu kejutan waktu kami berbelanja di Levi’s yaitu, sales girl-nya menginformasikan kalau berbelanja sampai 1.500.000 IDR, maka konsumen akan mendapatkan bingkisan menarik, dan faktur perbelanjaan boleh digabungkan, 

Setelah, gw menanyakan hadiah apakah gerangan yang akan kami dapatkan, maka si sales girl tadi datang dan membawakan bingkisan yang dimaksud, dan ternyata hadiahnya berupa…jrenggg…jrenggg…jreeng, 1 paket yang berisi ; card reader, usb, mouse, portable light, yang semuanya ber-merk Levi’s ditambah cover’a yang berbentuk briefcase CD, sangat menarik…sehingga gw dan takim pun bersepakat untuk berkolaborasi menyatukan hasil belanja kami yang kalau dihitung-hitung berhasil mencapai nominal yang dipersyaratkan. 

Dan ujung-ujungnya, arie ikutan nimbrung beli sepatu di gerai Levi’s tersebut, dan lagi-lagi nebeng credit card-nya takim,,,hufft…*kasihan takim :’(

Dan akhirnya kamipun mendapat hadiah dari Levi’s atas pembelanjaan kami yang over budgeting, dan hadiah itu disimpan dengan baik oleh takim :)

Selepas dari gerai ini,,,kami berjalan lagi dan berjalan lagi melihat-lihat gerai berikutnya,,, meskipun ketiga teman gw, takim, arie dan ruslan sempat tertahan demi menyaksikan street performer berupa manusia yang menjadi patung-patungan, gw pribadi kurang menarik dengan pertunjukkan tersebut, jadi gw lanjut saja berjalan sendiri (tega.com)

Sampai akhirnya gak jauh dari tempat kawan2 gw berdiri menyaksikan street performer itu, gw menemukan outlet tempat penjualan souvenir-souvenir yang menarik, sangat menarik…dan ini-lah yang gw cari-cari, berupa magnet kulkas, gantungan kunci, piring2an pajangan, pulpen dan berbagai macam icon macau lainnya, yang menarik ada mancis (Lighter) yang bentuknya seperti chip-chip yang dipakai buat berjudi, harganya cukup mahal sih…sekitar MOP$ 45,-

Dan tak lama kemudian kawan-kawan yang lain muncul, dan mereka pun turut serta memborong sehabis-habisnya, dan saudara-saudara sekalian tau, siapa pemenang dari belanja souvenir ini????jaaaaWWWAaabaaannnyaa….adalllaaahhh (gaya fitri tropika mode on), Rachmat Mustaqim,

Beliau berhasil memecahkan rekor 1.000.000,00 IDR, boww!!!

Gilee bener kan???luar biasssaa emang sobat gw satu ini, sangat royal dan dermawan…gimana gak sampe nominal itu gan, dia membeli boneka “monyet” yang bisa bernyanyi dan berjoget yang berbandrol 250.000,00 IDR

Belum lagi coklat yang berisi wine, whisky, rum dan sebagainya…yang harganya kalau di kurs-kan ke rupiah gak murah loh!!!

Setelah lelah berbelanja, kami memutuskan untuk rehat sejenak untuk mengumpulkan tenaga, dan sejak dari tadi pagi-pun kami belum sarapan, hanya sepotong roti dan air mineral.
Kawasan The Festival Food Court di The Venetian Resort
Kami makan di The Festival Food Court masih di kawasan The Venetian Resort Macau. Memang agak sedikit susah mencari makanan yang berselera lidh Indonesia disini, rata-rata makanan China, berbagai macam mie yang tersedia dan dalam porsi yang sangat Jumbo,dua kali lipat porsi makanan di Indonesia. Tapi anehnya kenapa juga warga China banyak yang kurus dan gepeng juga ya??? gw sendiri ngelihat bentuknya saja udah kenyang duluan…hehe,,belum lagi disamping-samping restaurant itu pun ada yang dijual digantung-gantung gitu…hufft,,,,hampir hilang selera makan gw.

Untung kami menemukan Restaurant Pizza di deretan itu, maka kami pun memesan 1 pan pizza dan sphagetti yang lagi-lagi porsinya Jumbo abissss :(

Setelah kami berlama-lama duduk di Food Festival ini sembari mengumpulkan tenaga untuk kembali beraksi dan menikmati ornament-ornament mall ini yang di set sungguh luar biasa, maka kami pun melanjutkan perjuangan kami.

Kembali berbelanja…wkwkwkkwk

Kali ini sekalian route’a sekalian mencari jalan keluar dari The Venetian Resort ini, dan lagi-lagi gw terpancing oleh gerai yang menjajakan berbagai macam jas, mulai yang trendi/gaul sampai yang resmi, mulai yang modis sampai yang elegan. Dan lagi-lagi tangan ini dengan lancang kembali mengeluarkan debit card untuk di gesek di mesin pembayaran…huhuhuu…harga jaketnya sendiri berkisar 1.200.000,00 IDR, hmmm…kali ini gw yang menang dari takim,,,hahahhaha

Okeh,,,keluar dari gerai jass yang berjudul (dibaca :bermerk) IZZU ini, gw berniat menutup mata rapat-rapat agar tidak terpesona dengan barang-barang dagangan lainnya yang senantiasa memancing mata kita untuk sudi mampir dan berbelanja. Huhhh…tak sudi aku!!! (**tak sudi-tak sudi,,tapi udah habis berapa duit gan!!!)
Tetep!!dalam mencari jalan keluar pun, kami tetap saja musing-musing ntah kemana…tapi gak dibawa stress, buktinya sambil jalan-jalan begitu kami masih sempat foto-foto dan buat video sambil berjalan…ecek-eceknya macam buat video perjalanan gt deh….(**jehh..emang lagi dalam perjalanan,,hihiihi), sampai space memory card’a FULL!!!! *fuiihh….

Sampai pada suatu ketika, ntah siapa yang pengen sekali buang air kecil,,,maka…maka…maka kami pun mencari Toilet terdekat, dan ketemu!!!gw sih pada awalnya gak pengen melakukan itu (**melakukan apa coba???)maksudnya gak mau ikutan pipis…tapi atas rekomendasi mereka katanya WC’a mewah banget…bersih sekali,,jadi saya tertarik juga untuk melakukan itu,,hahahahha

Takim, Arie yang duluan ke Toilet…kemudian dilanjutkan oleh Ruslan,,dan gw yang terakhir… (**koq jadi ngomongin siapa yang ke belakang ya??)

Hmmm,,,karena awal cerita tragedinya dari sini brurrr!!!

Sembari gw ke toilet dan foto2 di toilet (*whattt???) di luar sana pak rachmat mustaqim berinisiatif mengganti memory card yang sudah penuh tadi dengan memory card yang baru…maka dia buka lah peralatan perangnya itu…

Dan ide cerdas-nya lagi yaitu dia menyimpan memory card yang sudah FULL itu kedalam paket hadiah yang kami dapat dari Levi’s tadi…kan udah pass tuh pikirnya…memory card disatukan dengan card reader dan kawan-kawannya.

Waktu gw keluar dari Toilet, mungkin takim merasa semua sudah beres, dan kita harus bergerak…mana si Arie udah mulai berjalan pelan-pelan duluan, sedangkan ruslan dan gw padahal masih setia menunggu dia sampai dia selesai menyelesaikan peralatan perangnya tadi hingga rapi, namun gerakannya menjadi agak terburu-buru dan agak sedikit gabuk. Semua siap, dan paket dari Levi’s tadi diletakkan disalah satu kantong belanjaannya yang naudzubillah banyaknya…pokoknya sudah pake acara menenteng-nenteng segala deh….hehehehe, *semuanya masih berjalan dengan baik.

Dan kami pun melangkah dengan pasti keluar, tujuan berikutnya yaitu kembali menuju Macau Ferry Terminal, dengan menggunakan jasa Shuttle Bus gratisan tadi, kenapa??yah…karena menurut gw dari situlah kami akan mendapat informasi jalan menuju Senado Square.

Oia, gw ceritakan dulu yaa tentang senado square ini, Listen!!

Tampak Air Mancur dan Bola Dunia di Senado Square
Senado square,

Berdasarkan buku petunjuk, karangan Claudia Kaunang bahwa hal pertama yang harus dilakukan sesampainya di Senado Square adalah mengunjungi Tourism Office (kantor penyedia informasi bagi Turis) yang terletak di deretan gedung sebelah kiri. Namun karena kami tiba di kawasan Senado square ini sudah menjelang magrib, maka kantor tersebut sudah tutup, padahal dari kantor itu selain kita akan medapatkan brosur dan peta, ada juga fasilitas free guide tour setiap jam yang dibawakan dalam bahasa Inggris atau Cantonese/Mandarin. So, kalau kalian pengen menikmati fasilitas gratis ini, turis diwajibkan untuk mendaftar dan kemudian berkumpul di depan kantor tersebut pada waktu yang sudah ditetapkan.

Tour gratis ini meliputi kunjungan ke beberapa gedung bersejarah di sekitar Senado Square dengan diantar oleh satu orang tour guide. Tour guide ini akan memberikan penjelasan panjang x lebar mengenai sejarah dan kegunaan dari gedung-gedung tersebut, termasuk mengantar para turis ke dalam ruangan-ruangan yang mungkin tidak dapat akses jika tanpa tour guide.

Di Senado Square terdapat air mancur yang terkenal disana memiliki bola dunia di tengahnya, simbol pelaut Portugis. Saking indahnya, square tersebut menjadi tempat yang terkenal untuk mengadakan acara-acara kebudayaan. Di Senado Square terdapat bangunan Gereja St. Dominic, Holy House of Mercy, Gedung Leal Senado, dan Kuil Sam Kai Vui Kun yang mencerminkan bercampurnya budaya Timur dan Barat.

Masih dari kawasan Senado square, dengan jarak lebih kurang lima menit kita juga akan menemuka Ruins of St. Paul, emang si kontur jalan menuju kesana agak mendaki. Ruins of St. Paul ini hanya bangunan tampak depan dan tangga besar yang tersisa dari Gereja St.Paul. Gereja ini dibangun pada tahun 1602 di samping Jesuit College of St. Paul’s, tempat para misionaris belajar tentang Cina. Di tahun 1835, kebakaran melanda universitas dan gereja tersebut, hanya meninggalkan bagian depan yang dramatik, lengkap dengan ukiran dan patung.

Kawasan Sedano Square
 

Ruslan berpose dikawasan Senado Square :)

Reruntuhan Gereja Saint Paul

Ruslan, Arie dan Joe berpose didepan Ruin of St. Paul


The Ruin of St. Paul, masih di kawasan Senado Square

Arsitektur Gereja St. Paul yang unik ini mengingatkan pada gaya Renaissance Eropa. Bangunan ini sering dijadikan latar panggung alami untuk acara pertunjukan.

Di dekat Reruntuhan (Ruins) Gereja St. Paul terdapat Museum of Sacred Art and Crypt. Museum ini memajang lukisan, patung, dan benda religi lainnyadari gereja-gereja di Macau. Sejajar dengan museum terdapat pemakaman para martir Jepang dan Vietnam.

Dan bila mau mencari suvenir khas Macau, gw sarankan kunjungilah daerah perbelanjaan yang banyak terdapat di sekitar Ruins of St. Paul, pastikan harganya lebih murah dan meriah.

Namun, tidak ada shuttle bus yang gratisan menuju ke Senado Square, kami harus menaiki Bus dengan nomor 3, dan menunggu di Bus Stop!

Pada saat pertama kami naik bus, penumpang tidak terlalu rame, sehingga kami senantiasa bisa memilih tempat duduk sesuka hati dan berpencar, arie dan takim dideretan kiri sedangkan gw dan ruslan diseblah kanan, bahkan kami masih sempat makan-makan coklat bersama, saling tukar-tukaran makanan ringan, tak jauh kemudian…segerombolan anak sekolahan pun naik,,,bus sudah mulai ramai, sampai akhirnya para pekerja-pekerja yang memang sudah jam pulang kerja berduyun-duyun naik bus, membuat keadaan menjadi sesak dan susah bergerak…bahkan gw gak bisa melihat takim dan arie yang duduk diseberang sana, karena terhalang oleh penumpang2 yang berdiri, terakhir gw lihat takim dan arie sibuk memperhatikan TKW yang bekerja disana berdiri tepat disamping mereka…setelah itu gw gak ambil pusing lagi urusan mereka,
Gw hanya focus dimana kami akan berhenti, dengan terus memperhatikan jalan, dan tulisan-tulisan yang menunjukkan kawasan Senado Square.

Ternyata di depan bus ada peta dan nama daerah dimana bus itu akan berhenti di point-point tertentu, dan setelah dari microphone diumumkan bahwa next stop adalah Senado Square maka gw pun mengambil posisi berdiri agar waktu turun mudah bergerak, dan tak lupa gw komandoin pada takim dan arie diseberang sana. Kondisi di dalam bus sangat padat, jadi waktu kami turun pun cukup penuh perjuangan, belum lagi ada penumpang yang gentian mau naik ke bus, jadi sangat berdesak-desakan sangat.

Namun akhirnya kami berhasil keluar dari himpitan dan desakan bus tadi…dan masih tertawa-tawa riang gembira, apalagi ternyata TKW yang berdiri disamping mereka tadi turun di bus stop yang sama,,,namun anehnya para TKW it uterus aja tersenyum-senyum girang sambil berlalu dengan cepatnya,,,membuat kami bertanya-tanya…siapa kau….kau…kau…kau…kau…(*macam lagu dangdutnya teteh Lilis Karlina)
Tanpa ada niat sengaja, kami pun berjalan dibelakang mereka…sampai pada suatu mini market mereka berbelok arah…namun kami tetap terus berjalan…

Berjalan terus berjalan,,,setelah setelah melewati air mancur yang ditengahnya terdapat bola dunia, yang ternyata tidak ada istimewanya sama sekali bagiku, maka berikutnya kami mencari dimana letak reruntuhan gereja St. Paul, yang berdasarkan referensi hanya berjarak 5 menit dari air mancur tadi, tapi…setelah 5 menit lebih kami berjalan, namun tidak kami temukan juga dimana yang namanya reruntuhan itu, sampai sudah pada satu persimpangan dimana kami harus memilih,,,tapi enggan kami memilihnya, karena firasat punya firasat kami telah salah jalan, maka kami pun mengambil inisiatif untuk balik kanan, sampai kami sempat berhenti pada satu block sambil melihat2 barang-barang di etalase toko,..
dan, sesuatu tragedi dimulai…

seketika itu, ntah mengapa takim hendak me-recheck barang-barang bawaanya tadi, biasalah…untuk memastikan semua barangnya aman,
tapi ternyata, takim sontak menjadi gusar dan terkejut…bahwasanya briefcase paket dari Levi’s tadi tidak nampak rimbanya…berkali-kali diobok-obok kantong tersebut, tak kunjung tampak wujudnya, 1-2-3 kali diperhatikan tetap tidak ada, secara bergantian pun kami melihat tas itu untuk memastikan…tetap tidak ketemu, maka dengan ini kami nyatakan bahwa briefcase itu HILANG…!!!!

Rasa kecewa dan terpukul yang teramat sangat dirasakan oleh takim,,,segala “kata-kata mutiara” pun mulai terucap…(**kata mutiaranya dalam tanda kutip loh ya..)
Kami pun mulai merunut kembali jalan yang telah kami lewati tadi, sampai kami turun dari bus di Bus Stop tadi…karena praduganya,,karena berdesak-desakan tadi bisa jadi briefcase itu terjatuh,
Pertama gw gak habis pikir, kenapa takim sebegitu kecewa, sebegitu sakit hati dan sebegitu mustinya harus mendapatkan “paket hadiah Levi’s” itu,,,lagian itu Cuma barang gratisan dan bisa didapat lagi…

Tapi ternyata ehh ternyataaaa…. Memory card foto-foto kami yang mulai dari Medan, di pesawat, di guesthouse, di Hong Kong, di Ocean Park, di Tung Chung, di Symphony of Light (moment yang menurut gw paling worthy), di Nathan Road, di Jordan Road, di Hong Kong China Ferry Terminal, di Turbojet, di Flying Over, di The Venetian Resort (Casino, Venice view, Gondola), semua LENYAPPPPPP!!!!

Hufftt…siapa yang gak sakit hati coba??mana bukti kami udah ke Hong Kong kalau tanpa foto-foto itu??mana bukti kalau kami sudah melihat tempat perjudian terbesar di Asia, mana?????....mana????
Udah habis pikir kami semua, bagaimana itu bisa terjadi…bolak-balik kami merangkai kronologis kejadian sebenarnya, namun tetap tidak mengantarkan “memory card” itu kepada kami…

Oke,,kami tidak butuh briefcase Levi’s tadi…tapi tolong…anybody…please, kembalikan memory card’a saja…

Kami terduduk lama di depan air mancur yang menjadi icon’a Senado Square tadi…tapi tetap saja air mancur itu sedikitpun tidak mampu menarik perhatian kami,bahkan  sambil kami duduk2 ternyata disebalah kami warga negara Indonesia juga,,wkwkwk...dan berkenalan lah sebentar, hanya sekedar berbasa-basi ria.
dan, kami pun sempat sekali lagi bergantian berkeliling bolak-balik merunut kembali jalan yang telah kami tapakin tadi…tapi tetap NIHILLLL!!!!

Sampai akhirnya suatu keputusan yang teramat aneh untuk dilaksanakan kembali, yaitu…takim mengusulkan agar kita kembali lagi ketempat-tempat yang telah kita datangi tadi dan mengulang kembali kejadian-kejadian itu (dibaca : foto ulang ditempat yang sama),

Sebenarnya gw sudah menyarankan untuk di “skip” saja, toh…kedepan masih banyak tempat-tempat yang akan kita kunjungi, dan masih banyak negara yang akan kita datangi…jadi “nothing to lose” lah…
Tapi…hmmm,,,yang namanya takim, gak pernah rela kehilangan apa yang sudah dia miliki, dan dia memang sosok yang sangat keras kepala serta diktator (hohoo,,,maaf pak takim) sehingga gw sebagai team leader, harus mengarahkan kepada kedua personel lainnya pun agar mau me-replay kegiatan kita hari ini…dan untungnya mereka akur saja sama gw,,,hihihii

Jam pada saat itu sudah menunjukkan pukul 8 malam, kalau mau mem-flash back kegiatan kita hari ini, maka kita harus cepat bergerak dan kembali segera ke Hong Kong, untuk medapatkan foto-foto Symphony of Light dari Avenue of Star, memang sih…pertunjukannya bakal gak ada,,,tapi setidaknya lampu-lampu yang terang benderang dari gedung-gedung itu akan tetap terpancar sampai besaok pagi,

Maka, kami segera mencari The Ruin of St. Paul untuk mengambil beberapa foto dan akan segera kembali ke the Venetian Resort, melewati Macau Ferry Terminal pastinya,

Ternyata agak sulit mencari bus yang menuju ke macau terminal, dan udah sulit begitu…ternyata kami salah naik bus loh…
Tau gak kami turun dimana??
tampak di belakang Lampu2 yang meriah, merupakan salah satu yang musti dikunjungi di Macau, Grand Lisboa

Kami turun di China Ferry terminal, pertama sih kami gak curiga waktu di turunkan disitu, namun,,,koq kami gak menemukan pintu keluar tadi ya?dimana gw bisa menanyakan informasi-informasi,
Sudah capek kami kelilingi terminal Ferry ini, tapi gak ketemu juga, sampe2 kami sudah saling berdebat satu sama lain…gw yang selalu melangkah lebih cepat dari yang lain, sampai dipanggil Polisi pelabuhan gara-gara salah masuk area,,,hahahaha

Dan dari polisi itulah gw tau, kalau kami sudah salah mendatangi terminal ferry,…TIDDDAAAAAKKKKKKK!!!!

Jalan pintasnya yaitu, kami harus mencari TAXI yang akan langsung mengantarkan kami ke tempat tujuan yang kami maksud,,,huffftt…lebih simple padahal….kenapa gk dari tadi Jo!!! (*behh, namanya juga kan backpacker genk!!!)

Sesampainya di Macau Ferry terminal, tujuannya masih ingin memanfaatkan jasa gratis Shuttle bus yang menuju The Venetian Resort, tapi gw punya ide…lebih baik tas-tas backpacker yang segedek gaban ini dititpkan di Locker terminal, biasanya sih Locker atau Luggage Bin tersedia kalau di Terminal2 International…apalagi pada Terminal-terminal Transit International. Selain itu tujuan barang2 kami drop di Locker, agar pergerakan kami lebih leluasa dan lebih saving energy.

Kami tiba di Macau Ferry Terminal ini sekitar jam 10-an, rencananya di Venetian kelak hanya 2 jam saja, dan balik lagi ke Macau Ferry Terminal jam 00.00 malam, karena jasa Shuttle bus ini hanya beroperasi sampai jam 12 malam saja, maka kami memanfaatkan jasa layanan gratis ini seeffektif dan seefisien mungkin.
Setelah bertanya sama petugas yang berpakaian seragam dimana letak “tempat penitipan” barang, sampailah kami ditempat yang dimaksud…lagi-lagi miscommunication terjadi disini, sampai-sampai ketegaangan pun terjadi disini,

Pasalnya, mereka (petugas luggage) itu, membuat peraturan ribet banget, kata-katanya diulang-ulang…macam kita gak ngerti aja..
Mereka Tanya, kapan tas’a mau diambil??karena perjam-nya 1 bag kena charge HK$ 40,- dan beda lagi kalau per-hari,…maka gw jawab dengan baik dan menurut gw benar..
“ I just put my bag just 2 hours, at 24.00 o’clock…I will take it,
But, if I am late or your store has been closed, I will take it at 7 o’clock in the morning…or when your store is opened”.

Tapi,,si penjaga luggage itu kembali bertanya “what time you will take your bag??”
Huffft,,capek kali pokoknya menghadapi penjaga tsb, sampai mereka berinisiatif memanggil “interpreter” ke-3 sebagai penengah, dari toko sebelah…hahhaa…pokoknya situasi menjadi heboh!!!
Padahal, kami lagi dikejar-kejar waktu, agar jam 12 kami bisa kembali lagi ke Macau Ferry Terminal ini, dan naik Turbojet untuk kembali ke Hong Kong demi medapatkan foto di Symphony of Light.
Sampai akhirnya gw piker, keq’a gak akan selesai-selesai percakapan ini, dan ujung2nya harga sewa luggage-nya menjadi bengkak,,maka gw putuskan untuk gak jadi men-drop barang2 kami di tempat “jasa penitipan barang” itu.

Kembali lagi kami menenteng-nenteng bagasi kami…hiks…hikss…sungguh terlalu mereka itu!

Alhamdulillah, shuttle bus’a masih ada yang kosong, jadi kami bisa langsung berangkat ke The Venetian Resort. Setelah berikrar bersama, agar kegiatan disana kelak agar dilakukan seefektif dan seefisien mungkin, cepat dan sigap.

Perjalanan kesana lebih kurang 20 menit, maka dengan segera kami turun, dan mengambil beberapa foto dengan beberapa pose ditempat yang sebelumnya telah kami lakukan di siang hari, Cuma bagaimanalah lagi…feeling untuk berekspresi sudah hilang…gaya2 yang kami lakukan sudah sangat standard, karena sudah malam dan terlalu capek,

Setelah berfoto-foto ria di spot-spot yang sama, minus belanja…maka jam 11an kami sudah selesai,,,dang gw piker kita akan kembali secepatnya ke Macau Ferry Terminal.

Namun tidak saudara-saudara..

Arie, yang pada bab pendahuluan gemar mengumpulkan merchandise-marchandise produk Sturbuck dan Hard Rock Café, maka dia menghasut gw untuk pergi ke gerai-gerai yang dimaksud…
Untuk gerai Sturbuck okelah…ada terdapat di The Venetian Resort ini juga,,,namun untuk gera Hard Rock Café, lokkasinya berada tentunya di Hard Rock hotel yang satu Management dengan The City of Dream,
The City of Dream ini konsepnya sama denganThe Venetian Resort, dimana terdapat Hotel, Restaurant, Casino dan Mall…

Memang letaknya tidak terlalu jauh jikalau kita memiliki waktu yang luang, namun sob!!!waktu kami tinggal 30 menit lagi, dan kami harus kembali lagi ke The Venetian Resort untuk menaiki Shuttle Bus,…saya rasa itu hal yang mustahil dan gak akan terkejar…

Emang sih shuttle bus itu bukan satu2nya alat transportasi, masih ada taxi…namun konsekueansinya harus membayar mahal.

Ya, okelah gw piker…setelah menginformasikan ke takim dan ruslan rencana kami berikutnya, yaitu menuju the City of dream, maka kami segera bergerak kesana…dengan Jalan Kaki!!!

Joe dan arie memimpin jauh berjalan di depan dan bahkan terkadang berlari-lari kecil agar waktu kami terkejar…padahal kita ketahui bersama waktu terus berdetak dan tak mau berhenti, sedangkan takim dan ruslan masih jauh tertinggal di belakang,,bahkan terkadang mereka tidak tampak dari pandangan kami di depan sana.

Ternyata jauh juga loh…kami tertipu dengan bangunannya yang megah dan besar, yang dari The Venetian Resort ini juga Nampak. Tapi….hufftt,,,tapi kan gak mungkin mudur juga genk…kami pun “maju terus pantang mundur”

Sampai akhirnya gw dan arie sampai di Hard Rock Hotel, dan menanyakan pada secaurity disitu, dimana letak The hard Rock Café, ternyata security itu menginformasikan bahwa Hard Rock Café store-nya tutup jam 23.00 malam, namun….sang security dengan herois mencoba membesarkan hati kami, dengan mengantarkan kami kedepan gerai yang dimaksud,

Dan ternayata benar, toko yang menjual aksesoris, merchandise, kaos dan jaket yang ber-label Hard Rock ini sudah tutup…dan kami berempat hanya bisa memandangi isi toko tersebut hanya dari luar saja dan memandangi barang pajangan dari etalase, sambil air liur mengalir di sudut bibir…hahaha, lebay.com

Berhubung tujuan kami tak kesampaian bagai cinta bertepuk sebelah tangan, kami pun akan segera kembali ke Hong Kong saja melalui Macau Ferry Terminal, ternyata dari The City of Dreams ini terdapat shuttle bus juga yang akan mengantarkan kita kembali ke Macau Ferry Terminal, maka kami tidak perlu lari-lari lagi ke The Venetian Resort.

Beruntung shuttle bus dari The City of Dreams yang kami tumpangi ini merupakan trayek-nya yang terakhir, kalau kami terlambat sedikit, rugilah kami semua…

Di dalam bus, gw memilih mengambil kursi duduk sendiri, karena selain penumpangnya tidak penuh, pada saat itu gejala-gejala paralyze di kaki gw mulai muncul..
Tapi gw mencoba menghiraukannya…,

Setiba di Macau Ferry Terminal, ternyata ferry yang menuju ke Kowloon langsung sudah tidak buka lagi, yang ada hanya yang menuju Hong Kong Island, (catatan, Hong Kong Island dan Kowloon berbeda pulau yang dipisahkan oleh laut), memang sih dekat, bahkan antar kedua pulau itu ada MTR Subway, Jalan bawah Laut, dan First Ferry.

Jadi, menurut ku tidak masalah lah itu, sampai setelah semuanya beres, imigrasi dan sampai mennunggu di waiting room, masih fit-fit saja…sambil takim sesekali masih membahas akan kehilangan “briefcase Levi’s” tadi,..

Di dalam ferry, gw kembali memilih kursi yang agak sepi untuk duduk sendiri, karena sepertinya penyakit itu makin mejadi, dan kumat…

Sepenjang perjalanan gw tidak merasa nyaman sedikit pun, dari pangkal paha sampai kaki berasa sakit, seperti ada batu kecil, sangat sakit…ditambah angin laut yang dingin menusuk hingga ke tulang, sehingga gw susah bergerak. Sementara gw lihat temen-teman yang lain sudah pulas tertidur…

Dalam kesendirian gw pun teringat akan satu tempat yang menjadi “icon”-nya Macau, namun tidak sempat kami tandangi, yaitu Macau Tower yang terkenal itu…namun demikian, biarlah gw jabarkan sedikit tentang bangunan yang termasuk tertinggi di jagad raya ini,,

Macau Tower
Macau Tower atau dalam bahasa Portugisnya “Torre de Macau” berdiri menjulang setinggi 338 m (titik tertinggi). Di dalam menara tersebut terdapat anjungan observasi indoor (sebuah ruangan yang penuh dengan kaca-bahkan beberapa lantainya pun dari kaca) yang berada di lantai 58 dan juga anjungan observasi outdoor di lantai 61 untuk melihat pemandangan seluruh Macau. Selain itu ada restaurant, café, shopping mall kecil, dan yang paling menarik adalah Buggy Jumping dari AJ Hackett. Selain berada di Macau perusahaan ini juga ada di Bali, Selandia Baru, Australia, Perancis, Jerman dan Kuala Lumpur. Namun, yang tertinggi berada di Macau yaitu dengan ketinggian 233 m.

Selain buggy Jumping, ada juga satu atraksi yang namanya Skywalk, yaitu berjalan melingkar di sekeliling luar (di kerangka besi) dari Macau Tower.

Harga tiket untuk menikmati pemandangan di atas ketinggian lebih dari 200 meter, baik untuk indoor maupun indoor adalah sebesar MOP$ 90 (Rp 117.000,00).

Perjalalnan selama 90 menit itu terasa lamaaaa bagiku,…

Sesampainya di Pelabuhan Hong Kong Island, keadaan makin parah, mana gw harus menggendong tas backpacker yang berbobot tidak kurang dari 10 kg, ditambah AC di dalam Trminal itu sangat dingin membuat penderitaanku semakin lengkap sudah,,,tapi sayangnya takim, arie dan ruslan belum tau apa yang gw alami…

Mereka terus berjalan tanpa ada beban, sementara gw tertinggal jauh dibelakang, sendiri.

Mana jam sudah menunjukkan pukul 2.00 pagi dini hari, tinggallah gw sendiri di belakang, mana lokasi immigrasinya tidak seperti yang kita bayangkan…begitu masuk langsunng jumpa bilik immigration, tapi ini tidak teman, kita harus naik lagi ntah sampai lantai berapa, mutar-mutar, naik eskalaotor…

Tak jarang, gw hanya berdiri saja di satu titik, terdiam..tidak bisa bergerak, karena dinginnya ruangan menusuk hingga ke tulang, benar loh!!!ini bukan karangan isapan jempol belaka…

Kalau mau bertanding sama kura-kura dalam hal berjalan, bisa dipastikan kura-kura pun akan menang bertanding dengan gw!

Sampai akhirnya gw tiba juga di bilik immigration, gw lihat para petugas menyaksikan gw berjalan, dan ketiga teman gw pun sudah menunggu di dibalik bilik itu, pertanda mereka sudah lolos masuk ke Negara Hong Kong. Sedangkan gw masih tertatih-tatih berjalan ditambah backpacker 10 kg tadi.
Hmmm,,di bilik immigration ini pun ternyata eksekusi tidak berlangsung sempurna, katanya immigration card gw tidak ada…pdahal jelas2 semua document gw taruk di dalam Passport,

Yah..untungnya si petugas gak mau ribet, mungkin dia tau gw sedang menderita…dia hanya menyuruh buat yang baru saja…syukurlah!!

Ternyata, setelah beres dengan urusan immigration, ternyata kami tidak langsung bisa keluar…
Kami kembali harus berputar-putar mencari pintu keluar…ditambah banyak pintu yang sudah di TUTUP, karena sudah lewat jam kerja…

Sedih sekali kan teman??ditambah kondisi gw yang begini…hikss...hiks

Tapi akhirnya kami berhasil keluar…**horeeee!!!

Seperti gw sebutkan tadi, untuk ke Avenue of Star yang letaknya di Kawloon, kawasan Tsim Sha Tsui…, maka kami harus naik Taxi, itu yang kami pilih, karena ketika keluar hanya Taxi lah yang Nampak di pelupuk mata…

Ketika di Tanya mau kemana, lagi-lagi gw lupa nama jalannya, dan ntah bagaimana peta Hong Kong yang selalu gw bawa-bawa di tas kecil, gak Nampak sama sekali, dan kawan-kawan pun satu pun gak ada yang memegangnya.

Karena yang gw tau hanya, letaknya di Avenue of Star, kawasan Tsim Sha Tsui, dipersimpangan jalan Nathan, nah…jalan pas didepan Hotel Intercontinental itu, gw lupa…

Tapi untungnya supir Taxi yang ini lebih cooperative dan ramah, sehingga diperjalanan kami merasa aman dan nyaman, oia, gw beritahukan…kami melawati Tunnel yang melintas dibawah Laut…Woooowww,,, Amazing!!!

Gw lupa berapa ongkos taxi itu, mungkin sekitar 150.000,00 IDR tapi menurut gw itu masih reasonable, ditambah kalau kita melewati Tunnel, maka penumpang dikenakan charge HK$ 30,-
Tibalah saatnya kami tiba di Avenue of Star, yang ternyata berada di jalan Salisbury Road, namanya…hufft!

Bergegaslah kami kesana, kami pun berjalan sambil menyunut rokok, karena suhu pada pagi dini hari itu sangat dingin sekali…padahal peraturan di Hong Kong dilarang merokok di sembarang tempat, namun karena kami piker saat itu dini hari dan mana ada polisi yang berkeliaran saat-saat jam segitu, maka peraturan itu pu tak kami hiraukan.

Namun, apalah yang kami dapat saat berada tepat di Avenue of Star, ternyata lampu-lampu indah yang menghiasi gedung-gedung bertingkat nan pencakar langit itu tidak bersinar seperti yang kami inginkan…

Lampu-lampu itu dipadamkan oleh yang empunya gedung,,,
Tegaaa,,,
Terlalu….
Miris hati ini melihatnya…
usaha mati-matian kami bertarung dengan waktu tak terbayarkan oleh performance gedung itu,,,padahal kami tidak meminta lampu2 itu menari layaknya pada pergelaran Symphony of Light yang biasa dilakukannya selama 15 menit pada jam 20.00 malam, kami hanya ingin melihat gedung itu bersinar dan mengambil foto2nya…ITU SAJA!!!

Kecewa memang!tapi kepada siapa kami harus mengadu???pada siapa kami harus curhat???apakah kami harus meratapi dan menangisi kejadian ini…
Huffttt…

Yahhh,,,foto tetap kami ambil, walau tanpa sinaran gemerlap lampu-lampu itu, kami tetap mencoba tersenyum semanis mungkin…hahaha,,,tapi tetap aja yang gila foto yaitu si Arie P. Rambee, sedangkan Ruslan pada saat itu, masih belum bisa menyesuaikan diri dengan malam yang semakin larut..

Setelah puas berfoto dengan background gedung-gedung yang tanpa sinaran lampu itu, kami juga ingin melanjutkan berfoto dengan latar, cap-cap tangan bintang-bintang terkenal di Hong Kong ini, kalau di Holywood sih namanya Walk Of Fame, tapi di Hong Kong disebut dengan Avenue of Star.
Lagi-lagi temporarly paralyze gw kumat,,,sendi-sendi kaki tidak bisa digerakkan, gw ter-patung di jalan itu, rencana kami ingin berfoto di atas cap tangannya Bruce Lee dan Jacky Chan batal gara-gara kaki gw yang menjadi kaku itu, bahkan untuk kembali ke tempat duduk semula, gw harus digendong oleh takim,,,hikss…sialan, kenapa kaki ini tidak mau berkompromi sekejap..

Hari makin larut dan pagi…tidak mungkin donk, kami harus mencari penginapan lagi, karena tinggal beberapa jam lagi matahari pun sudah menunjukkan keperkasaannya, maka kami memutuskan untuk “menggembel” dipinggiran laut yang memisahkan Kowloon dengan Hong Kong Island ini, angin laut yang terus berhembus semakin membuat udara jadi dingin, lihat aja pose kami disini…segala macam kain diapake untuk melawan rasa dingin itu.



Beberapa foto kami di daerah Avenue of Star yang sedang menggembel...hiks...hiks,,

Pada jam 3.00-an pagi ternyata perut takim berulah,,,dan terpaksa dia harus mutar-mutar mencari toilet umum untuk menyalurkannya, tapi ternyata, … toilet2 di tempat umum banyak yang di kunci, supaya terjaga kebersihannya…tidak seperti di Indonesia, yang atas nama milik umum, pasti tidak terawatt,,kecuali yang “berbayar” atau yang dikomersilkan,….hufft.., dan dia kembali masih dengam membawa “beban” itu.
Tak tega melihat dia terus menahan “beban” itu, maka gw menawarkan untuk menemaninya mencari Toilet, meskipun kaki gw masih keram dan kebas…kami mencoba mencarinya dengan berjalan super pelan, target kami kali ini mencarinya di Station Tsim Sha Tsui, menurut gw seperti lazimnya terminal-terminal di Indonesia, pastikan dilengkapi dengan Toilet Umum, tapi Tidak…semua Toilet Tutup,

Kemudian kami mencari lagi di Sogo Department yang letaknya di bawah tanah itu,,,lagi-lagi kami menemukan kebuntuan,,,semua TUTUP!!

Sampai akhirnya gw menawarkan untuk numpang Toilet-nya Sheraton Hong Kong Hotels and Tower yang terletak di sudut jalan Nathan Road dan Salisburury Road, pasti Hotel yang segedek gitu pasti buka 24 hours.
Memang benar, dari luar sudah tampak receptionist sedang berdiri di singgasananya, satu lagi tampak juga pria berseragam yang ber-pangkat sebagai “bell-boy” sepertinya…

Ternyata kedatangan kami juga tercium oleh radar mereka, sehingga si bell-boy tadi pun bergerak kearah pintu dan membukakan pintu buat tamu terhormatnya,,,(gw dan takim), padahal tau gak,,gw masih antara iya dan tidak mau masuk ke situ, masih ragu-ragu, ditambah pake dibukain pintu pulak tuh!!

Tapi, karena dilandaskan oleh niat membantu teman, maka gw tidak boleh mundur…, maka percakapan antar gw dan bell-boy itu terjadi..

Dan, dari bell-boy itu gw dapat informasi bahwa di belakang hotel ini, terdapat PUBLIC TOILET…maka dengan segeralah kami berdua menuju kesana,,,Thanks God!

April, 20th 2011
Jam 6.00 am, menurut informasi MTR beroperasi pada pukul 6 pagi, maka kami segera merapat kesana dan menuju ke City Econo Guest House, karena kami mau mengambil handphone si Arie yang ketinggalan di kamar guesthouse tersebut,

Masih jam 6.30 pagi, yang empunya guesthouse belum terbangun dari mimpi-mimpi indahnya di pulau kapuk, untungnya si mbok yang merangkap sebagai cleaning service di guesthouse itu sudah bangun dan mulai bekerja membereskan ruangan, maka saat kami ketuk pintu itu, untungnya pintu pun dibuka.

Karena handphone itu disimpan oleh suaminya si chi-chi china itu dan masih tertidur, maka kami harus menunggu, dalam waktu menunggu itu kami curi-curi kesempatan untuk tidur-tiduran di sofa di dekat receptionist room, mereka bertiga tiduran di lantai 6, sedangkan gw di lantai 5…hihii (*lebih aman sih)
Tetapi, waktu nyonya yang punya guesthouse itu bangun dan mendapati kami sedang berserakan di ruangannya, segeralah dia merepet-repet, mana sepatu gw berserakan lagi di lantai… hiihihiihi…

Tapi, kami pada saat itu tidak serta merta pergi, malah kami minta pinjam toilet, untuk mandi atau sekedar membasuh muka supaya kelihatan fresh dan segar.

Ternyata si suami ngikutin kami, seolah-olah dia gak rela membiarkan kami berlama-lama lagi di guesthouse itu, karena menurutnya, nanti tamu-tamu yang lain terganggu,,,hahahahaaa….

Ya sudahlah…kami pun segera berangkat, tapi lagi-lagi masih berani-beraninya menitipkan barang-barang bagasi kami di guesthouse nyonya itu,,,karena ageda hari ini kami akan ke Mong Kok, melihat pasar rakyat yang katanya murah meriah. Dan sorenya kan kami pun harus segera ke Airport, karena kami akan kembali ke Tanah Air Indonesia tercinta, pesawat akan take off pukul 20.10 p.m, maka 2 jam sebelum departure time.

Ladies Market, Mongkok
Hmmm,,,kenapa namanya Ladies Market???katanya sich, karena kebiasaan berbelanja seorang perempuan-lah yang medasari penyebutan tempat ini, padahal Mongkok itu sendiri adalah pusat perbelanjaan yang palin terkenal seantero Hong Kong loh! Selain pasar malam yang bernama Ladies Market ini, ada juga satu jalan yang penuh dengan toko-toko elektronik dan komunikasi yang ditutup untuk untuk kenderaan bermotor setelah matahari terbenam.
Suasana di Ladies Market



Jalan ini bernama Sai Yeung Hoi Street South dan berada di satu jalan sebelah Ladies Market yang berlokasi di jalan Tung Choi Street. Ada juga jalan Fa Yuen Street yang khusus menjual alat-alat olah-raga atau produk sejenisnya. Ketiga jalan ini saling berdampingan, dan dapat diakses dari MTR Mong Kok station exit E2 atau D3. Di daerah Mong Kok ini selain pasar malam dan toko elektronik, terdapat juga shopping mall keren yang bernama “Langham Place” yang dapat diakses dari Exit C4.

Di Mong Kok, kami tidak terlalu menghabiskan banyak waktu, karena pasar yang digembar-gemborkan menjual barang-barang murah itu belum sepenuhnya menjajakan dagangannya, karena bentuk Ladies Market ini sama persis dagangan di Pasar Aceh samping Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Dijual di lapak-lapak gitu deh… secara itu kan bukan kelas gw beli-beli disitu,,,hahahhaa, dan parahnya lagi kalau belanja musti pake tawar-menawar pulak tuh, yang ada kena tipu aja gw ntar…hufft,.. belum lagi kadang2 peagangnya suka ngajak berantam lagi, macam di Pajak Petisah, Medan…hahahhahaha…, si Aria aja yang semangat kali kesini, katanya sih mau cari giok-giok KW gitu deeh!! :P

Gak lama kami mutar-mutar disitu, kami pun berbalik arah menuju Hong Kong Island lagi, tujuannya yaitu mencari Gerai Hard Rock Café Shop, karena Hard Rock Café Macau tidak kesampaian, maka kami kembali mencoba peruntungan di Hard Rock café Hong Kong,

Dengan mengandalkan informasi dari si bapak yang punya guesthouse dan selembar Peta, maka kami pun bergerilya mencari letak gerai tersebut diramainya masyarakat Hong Kong yang lagi puncak-puncaknya beraktifitas, pemandangan yang sungguh kontras dengan kota Banda Aceh, apalagi Kreung Geukeuh tempat tinggal gw sekarang,,,hehehe

Dengan mengandalkan Peta itu, akhirnya gw dan Arie yang memimpin di depan berhasil menemukannya, tapi lagi-lagi ternyata dewi fortuna belum mau berpihak kepada kami,,,udah capek keliling2 kami mencari gerai ini ternyata….buka sih buka café shop’a…tapi, untuk jaket/ sweater tidak tersedia (no available), betapa sedih dan hancurnya hati ini sob!!kata sales girl’a yang cukup baik bahasa inggrisnya, sehingga komunikasi antara gw dan dia berlangsung sangat lancar, mengatakan bahwa di Hong Kong ada terdapat 2 Hard Rock Café Shop, satu lagi di daerah perbukitan, atau di The Peak,

Yah, at least gw beli kaos Hard Rock saja deh, dan ternyata harga barang-barang Hard Rock Café Shop di Hong Kong lebih murah loh dibandingkan barang2 Hard Rock’a Jakarta dan Bali :(
Abis itu,,,abis itu, kami makan siang deh…makan siang’a lagi2 di Mc Donald, huhuu…cukup lama juga kami habiskan waktu disini, bahkan gw sempat tidur-tiduran di Gerai makanan fast food ini, hitung2 balas dendam akibat semalam tidur dipinggir laut, hehehe…

Karena jam pun belum menunjukkan pukul 5 sore, sebenarnya sih gw masih malas untuk balik lagi ke guesthouse untuk mengambil tas bagasi kami, gw lebih prefer keliling2 kota Hong Kong dan window shopping di sepanjang jalan Nathan Road ini, karena belum tentu brand-brand yang ada di Hong Kong, ada juga di Indonesia, apalagi di Medan…dan apalagi di Banda Aceh…hufft!!

Jadi gw, mengajak untuk musing sekali lagi, hanya sekedar untuk re-freshing, hahaha…dan emang bener,,,gara2 jalan2 itu, gw harus mengeluarkan uang lagi karena terpesona oleh jam G-Shock yang berwarna merah meriah,,,hahahha… abis itu, shopping is closed!!! *promise :)

Demi tidak terjadinya lagi penghamburan uang yang tidak penting dan tidak pada tempatnya, maka kali  ini gw akur pada mereka yang ingin segera balik ke guesthouse untuk mengambil tas.

Sampai di guesthouse, kami pun tidak berpanjang kali lebar lagi berpamitan kepada nyonya dan tuan sang pemilik penginapan City Econo Guesthouse itu, karena muka meraka pun kali ini sudah benar-benar ditekuk…hahahhaaa, benar2 jera tuh tuan rumahnya, tapi gw tidak akan melupakan jasa dan kebaikan si pembantu yang tukang bersih2 penginapan itu, gw lupa namanya siapa, tetapi beliau juga dari Indonesia tepatnya dari pulau jawa sana. Thanks mbak!!!

Atas saran si mbak supaya gak capek bawa2 tas backpacker, mending naik bus aja, yang bisa langsung ke Hong Kong International Airport, daripada naik MTR yang kalau lagi padat, bisa-bisa berdiri sepanjang jalan, maka saran baiknya itu gw terima…namun, di detik-detik terakhir mau pulang pun, masih aja mutar-mutar, padahal sudah mengikuuti dengan benar intruksi si mbak, tapi gak dapat juga dimana bus itu,,,hiks hiks…padahal juga udah nanya-nanya sama orang diseputaran itu, tapi gak dapat juga…sedih juga sih,,,mana bawa barang seabrek2 gini,

Akhirnya takim pun protes, dan dia mengajak naik taxi saja, dengan resiko pasti mahal banget ongkosnya, dan gw sendiri emang defenitly empty total uang cash gw…jadi tinggal mereka-lah yang memutuskan deal or no deal, …akhirnya kami sepakat naik taxi!!!horeeee….. *dari tadi keq!!!

 
Tragedy at Airport
 Airport-nya Hong Kong ini ternyata besarnya minta ampun, di Tiket dibuat bahwa check-in desk nya di T2, setelah dirunut sari A sampe Z, ehhh… T-nya dimana, kembali musing2 kami mencari dimana lokasinya, kalau mengikuti intruksi2 di ceiling saja, keqnya tidak cukup, karena yang ada kami hanya semakin berputar-putar saja, naik turun escalator, lift dan sebagainya, pokoknya penuh perjuangan deh!

Dan pencarian pun berbuahkan hasil, atas kejelian mata takim, hehehe… disaat mau pulang inilah dia baru Nampak concern dan care lah pada arah dan tujuan, sebelumnya sih…ikut manut aja tuh…wkwkwk
Di check-in desk pun sempat terjadi tarik ulur antara kami berempat, antara mau menaikkan barang bawaan ke cabin atau masuk ke bagasi pesawat, okelah…buat ruslan dan arie mereka memang bawa tas yang kecil, meskipun bertenteng-tentengan segala, jadi gak masalah kalau gw bawa ke kabin, Nah, giliran gw yang tas backpacker segedek gaban gini, takim juga meskipun lebih mini daripada punya gw…

Huffftt…pertama gw ikut ajalah apa mau mereka, dengan pertimbangan waktu di destination airport, gak perlu nunggu lama di bag conveyor. Ya sudahlah, dengan berat hati gw harus membawa tas raksasa ini lagi, dengan tertatih-tatih…urusan check-in selesai, dan kami masih punya waktu buat “window shopping”, bahkan sempat juga ke gerai’a Levi’s demi medapatkan lagi hadiah yang sudah hilang itu, maksudnya mau belanja lagi senilai 1.500.000,00 nih!!!tapi, karena ternyata paket hadia di Levi’s store di airport ini berbeda dengan di 
Macau, kami urungkan niat untuk berbelanja.

Setelah capek musing2 dan emang ujung-ujungnya gak tau mau beli apalagi, maka kami akan segera menuju ke immigration room, barang-barang pada saat itu kami letakkan pada trolley agar lebih ringan dan nyaman. Dan sebelum melewati batas forbidden untuk Trolley, maka gw dan takim ke Toilet dulu,,,karena posisi kloset’a agak vulgar, maka gw pilih toilet yang berbilik, sedangkan takim tetap diluar…namun, tiba-tiba ruslan pun datang ke toilet pingin buang air kecil juga mungkin, maka gw tinggalin takim bersama ruslan,..

Setelah semua keluar, maka kami segera turun kebawah menuju immigration room, ternyata sebelum masuk kesana ada sweeping bag, penimbangan barang bawaan yang tidak boleh lewat dari batas permit dari Air Asia, selain bobot tas juga diperhitungan ukurannya loh…pokoknya mereka ada standard’a…secara berurutan kami berbaris, arie dan ruslan yang sejatinya tas-nya gak gedek2 amat langsung lewat, takim juga berhasil melewati garis sweeping itu, dan giliran tas gw disuruh masukin ke “alat standard” tersebut dan ternyata, tas backpacker gw tidak lolos untuk dibawa ke bagasi.

Tidak kecewa dengan penangkapan ini, gw malah beruntung dan senang…karena otomatis beban gw akan terasa ringan dan terkurangi…malah si mbak2 petugas itu pada prinsipnya baik loh…agar gw gak kena charge akibat excess baggage, dia menyarankan untuk di share aja ke tas kawan2 yang lain, ke tas arie, tas ruslan dan tas takim,,,tapi gw menolaknya dengan segera, gw lebih mending bayar  charge, darpiada berate-beratin diri, hahhaha…apalagi kaki gw lagi2 mulai mengulah, gara-gara AC ruangan yang soq 2 sejuk gitu deh…hehheehe

Maka demi melihat gw, di deportasi…keluar dari ruangan itu, untuk mengurus bagasi di check-in counter, maka takim yang baik hati dan budiman,  menawarkan diri…”mau dikawanin joe??”
Pertama sih gw nolak *sok jual mahal gitu deh,,,hehhee

Namun, gw bilang, kalau mau ikut ayoook :)
Maka, dengan segera dia mengikuti gw, sebenarnya takim ingin masukkan tas backpackernya juga sih ke bagasi, karena barang bawaanya terbilang rame, 1 tas backpack, 1 handbag, dan beberapa tenteng kantong oleh-oleh…

Sebelum dia mengikuti gw, sempat gw bilang ke dia…titipkan saja tas’a yang lain agar gak repot dan ringan, dan sampai saat ini gw masih ingat dengan jelas, saat takim menitipkan tas handbag warna “orange”-nya pada ruslan, itu saja…yang lainnya gw blank!

Maka berdua kami segera ke check-in counter,

Pada saat berbaris di antrian check-in desk, gw sempat-sempatin untuk membongkar lagi tas handbag gw yang berisi botol body shop, dan beberapa kantong belanjaan gw yang akan gw masukkan sekalian ke bagasi, siapa tau ada pemeriksaan lagi, diambil lagi deh body shop gw!
Tapiiiiiiiiii,,,,
Perhatikan, Takim masih memegang kantong belanjaan Hard Rock Cafe Shop
Ketika takim melihat kantong belanjaan Hard Rock café ge, dia pun ikut-ikutan teringat akan kantong Hard Rock Café dia yang tidak ada ditangannya, segeralah dia menjadi heboh, gak karuan…stress dan panic yang tiada tandingannya, kalau dihitung2 hampir 1 juta juga loh dia belanja di Hard Rock café shop itu.
Takim mencoba meng-ingat-ingat lagi kapan dia terakhir memegang kantong-kantong belanjaan itu,

Dan gw hanya mampu mengingat sampai dengan perpisahan kami dengan ruslan dan arie, pada saat penimbangan itu,,gw dengan mata kepala sendiri hanya melihat dia memberikan tas handbag berwarna orange itu, tidak ada yang lain…

Sedangkan info dari takim, dia sadar memegang tas terakhir waktu ke Toilet bareng gw, dan sekali lagi gw katakan, waktu keluar dari Toilet gw duluan, sehingga gw gak sempat perhatikan lagi…

Dan antara kami pun joe, takim dan arie, ruslan tidak bisa berkomunikasi, hp kami semua tidak bisa digunakan…jadi, takim semakin kalut saja, semakin bertanya-tanya, dimanakah gerangan harta-nya itu!!!

Dalam kegalauannya itu, gw menyuruh dia untuk balik saja ke tempat arie dan ruslan untuk memastikan barangnya ada di salah satu dari mereka, gw pastikan padanya…bahwa gw melihat arie memegang banyak kantong belanjaan.

Dan satu kata kunci lagi yang menguatkan gw kalau barangnya masih aman, yaitu,….ketika kami akan melewati batas Troley, ruslan berujar; “ambil nih barang masing-masing, yang kantongnya dua dan tiga pegang masing2”

Jadi, gw yakin…saat ruslan mengatakan itu, pasti karena dia menghitung kantong2 itu diatas trolley???atau hanya kepada gw, soalnya…gw juga memegang tiga (3) kantong belanjaan,,,hehehe.

Tapi, kalau takim berkeras bahwa dia meninggalkan di Toilet, itu masuk akal juga bagiku…karena, berdasarkan infonya, memang benar dia membawa ikut serta ke Toilet, dan waktu cuci tangan di wastafel, kami sempat saling mengejek-ejekan, dan memang gw melihat dengan nyata, bahwa dia mencuci kedua tangannya, tanpa memegang kantong sebijik pun.

Dan takimpun bergegaslah ke Toilet tadi, namun hasilnya NIHIL… takim balik lagi ke tempat gw, dengan keadaan yang sangat emosi, tidak ada lagi senyuman manisnya itu,, keadaan makin tegang.

Gw masih mengurus bagasi gw, dan repotnya lagi gw harus membayar excess baggage ini di tempat yang terpisah dari Check-in counter, hufftt…lagi2 gw musing2, mencari dimana itu tempatnya, padahal gak jauh diseberang counter tadi,,,hahaha, maklumlah lagi panic luar biasa.

Setelah balik ke check-in desk tersebut, membawa bukti kalau gw sudah membayar denda excess baggage, gw pun tidak melihat takim lagi,,,dalam hati gw, ya sudahlah,…mungkin dia sudah bergabung dengan arie dan ruslan untuk memastikan barangnya…

Maka gw pun berjalan sendiri, pelan-pelan, sembari melihat kiri-kanan siapa tau barangnya tertinggal disuatu tempat, gw sempat mampir ke gerai Levi’s dan ke Toilet tempat kami tadi buang air kecil, bahkan gw sampe periksa ke tong-tong sampah di sekitar Toilet itu, siapa tau cleaning service’a mencampakkan ke tong sampah itu saat dilihatnya ada barang tergeletak di lantai.

Setelah harapan itu sirna, maka gw pun kembali berejalan tertatih ke immigration room, untuk menuju ke Departure Room.

Setelah proses immigration selesai gw lalui, ternyata gw masih melihat sosok Rachmat Mustaqim, menunggu di area sebelum masuk ke X-Ray, dari tatapannya masih terpancar kesedihan.

Dan dari dia pun juga memberikan kabar kecewa, barangnya tidak ketemu…dia hanya bisa marah-marah dan menyesali apa yang terjadi,
Gw juga bisa merasakan apa yang terjadi, karena asal kalian tau kejadiannya sepertinya bertubi-tubi, beruntun dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, karena sehari sebelumnya as I mentioned above, takim juga kehilangan memory card cameranya, yang membuat kami sampai harus membuat sesi pemotretan 2x di tempat yang sama.
Selanjutnya kalau dia gak mengumpat, maka hanya keheningan sajalah yang menyelimuti kami, gw pun gak sanggup lagi menahan diri sendiri yang kondisinya semakin tidak tertahankan, kaki-kaki gw tidak sanggup lagi menopang tubuhnya, untung saja tas raksasa gw itu sudah gw masukkan ke bagasi…hikshiks..

Alhamdulillah setelah lewat x-ray, ternyata barang2 gw tidak ada yang menjadi suspect, dan ternyata rupanya body shop si arie katanya malah yang dibuang sama2 isinya…mengerikan.
Dari x-ray ke gate departure room, gak dekat loh sob….rutenya, sama seperti waktu kami baru mendarat di Negara Hong Kong ini, naik turun escalator, naik train sampe 2x,,, pokoknya panjaaaaaaaaaaannnng banget, padahal sepanjang perjalanan itu ada “duty free shop” Cuma karena takim masih berduka, selera pun tiada lagi kami melihat barang2 bebas cukai itu.
Beneran, baru kali ini gw melihat expressi takim kecewa yang medalam dan tiada tara!sampai kami seperti musuhan, tidak mengenal satu sama lain, gw pun sampai gak berani berkata-kata, gw rasa pun kalau hanya mengucapkan kata “sabar” padanya, itu tidak berarti lagi baginya, we are totally silent!
Dari kejauhan gate keberangkatan kami sudah Nampak, kelihatan juga disana orang-orang sudah berbaris rapi untuk boarding, gw sampaikan pada takim, kesempatan terakhir yaitu bertanya pada arie, apakah dia ada memegang kantong itu…

Belum sampai pun kami, gw dan takim sudah pasang mata selebar-lebarnya mencoba memperhatikan barang-barang yang ada sama mereka, apakah mukzizat itu ada, apakah kali ini dewi fortuna berada dipihak kami???

Maka demi mendapatkan kepastian itu, gw suruh takim duluan berlari menghampiri mereka, karena gw gak sanggup lagi berlari, tau gak sob…padahal Airportnya panjangnya minta ampun, namun untungnya jalan menuju departure gate ini, 80% dilengkapai dengan escalator flat, sehingga gw hanya cukup berdiri diam saja ditempat, biarlah escalator ini yang bergerak mengantarkan gw, bahkan tas handbag “convers” gw pun tidak sanggup gw tenteng juga…gw letakkan saja di escalator juga, biar ikut berjalan…hahaha *menderita abisssss nih!!
Dan syukur Alhamdulillah, Puji Allah yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dari sana takim memberikan signal positive, Alhamdullilah kantong belanjaan Hard Rock Café dia ada di tangan ruslan, dan takim balik ke tempat gw untuk menyampaikan langsung berita itu, maka kebahagiaan pun membuncah diantra kami, tak peduli dengan keadaan sekitar, kami pun saling berpelukan merayakan kemenagan ini sambil berderaian air mata (maaf agak sineteron dikit,hahaha), hahahahaa....akhirnya misteri itu terpecahkan juga.

Tapi, waktu kami konformasi ke ruslan “bagaimana bisa barang bawaan belajaan takim bisa berada di tangan ruslan” dan “kapan takim menyerahkan barang2 itu”, ruslan pun tidak tau jawabannya,
Dia malah aneh sendiri, kenapa barang2 belanjaan itu bisa ditangan dia, tau gak sob…malahan, waktu kami belum saling berjumpa…ruslan sempat bertanya sama Arie, “rie, punya siapa ini??” tapi, walaupun arie juga gak tau,,,ruslan dengan tekun dan khusyuk masih saja setia memegang barang yang tak bertuan itu. Wkwkwkwkwk…

Bener-bener pengalaman yang aneh!!!

Good Bye Hong Kong, misi beleum selesai...gw janji akan kembali lagi kesini suatu saat nanti (**kalau ada ticket murah lagi maksudnya,,wkwkwkwk)
have just arrived at Polonia Airport, foto2 lagi...hehehe

FINISH









Tidak ada komentar:

Posting Komentar